Sumber: NDTV | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seorang mantan staf Wakil Presiden Kamala Harris, Jamal Simmons, mengajukan usul yang cukup mengejutkan dengan mendesak Presiden Joe Biden untuk mengundurkan diri dan menyerahkan kepemimpinan kepada Wakil Presiden Harris sebagai presiden wanita pertama Amerika Serikat, meski hanya untuk jangka pendek.
Simmons, yang pernah menjabat sebagai direktur komunikasi Harris, menyampaikan pandangannya dalam sebuah unggahan media sosial dan juga dalam acara bincang-bincang di CNN.
Simmons memuji Biden sebagai pemimpin yang fenomenal yang telah memenuhi banyak janji kampanyenya.
Baca Juga: Spill Gaji Donald Trump Sebagai Presiden AS, Cukupkah Menopang Gaya Hidup Mewahnya?
Namun, menurutnya, Biden masih memiliki satu janji yang bisa ia wujudkan, yaitu menjadi sosok transisi. “Joe Biden bisa mengundurkan diri dalam 30 hari ke depan, menjadikan Kamala Harris Presiden Amerika Serikat,” ujar Simmons.
Alasan di Balik Usulan Simmons
Dalam pernyataannya, Simmons menjelaskan sejumlah alasan strategis di balik saran ini. Menurutnya, langkah tersebut akan “mengubah permainan” bagi Partai Demokrat, memberikan Harris kesempatan menjadi presiden wanita pertama, dan memperkuat posisi Demokrat dengan menampilkan komitmen mereka terhadap perubahan.
Simmons juga menekankan bahwa ini akan memungkinkan Harris menghindari keterlibatan dalam transisi pada 6 Januari, di mana ia harus menyerahkan kekuasaan setelah kekalahan dalam pemilu.
Ia menyebutkan bahwa langkah tersebut akan menciptakan dampak yang besar di tengah kebutuhan Partai Demokrat untuk lebih transparan dan menyajikan “drama” yang diinginkan publik. “Ini adalah momen untuk mengubah perspektif tentang cara kerja Demokrat,” tegas Simmons.
Baca Juga: Barack Obama Ucapkan Selamat Atas Kemenangan Presiden Trump dan Senator Vance
Manfaat Potensial bagi Kamala Harris
Simmons menambahkan bahwa dengan menjadi presiden, Harris akan lebih siap dan mampu meringankan beban wanita yang akan datang sebagai presiden berikutnya, tanpa harus menghadapi tantangan sebagai presiden wanita pertama.
“Ini akan mempermudah presiden wanita selanjutnya karena tidak perlu menghadapi tekanan besar sebagai wanita pertama yang menjabat,” ujarnya.
Reaksi dan Dampak Terhadap Partai Demokrat
Usulan ini telah menarik perhatian luas dan menimbulkan berbagai spekulasi terkait langkah-langkah strategis Demokrat.
Seiring dengan semakin ketatnya persaingan politik dan transisi kepemimpinan di Amerika, usulan ini menyoroti berbagai strategi yang dapat membantu Partai Demokrat mempertahankan posisi mereka dan memperkuat daya tarik mereka di mata publik.
Baca Juga: Donald Trump Menang Pemilu AS, Bagaimana Implikasi Terhadap Kasus-Kasus Hukumnya?
Dengan usulan ini, Partai Demokrat menghadapi pilihan sulit antara mempertahankan status quo atau mengambil langkah yang dianggap lebih dramatis dan progresif untuk membawa perubahan dan memperkuat posisi politik mereka di masa depan.