kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Biden: Tindakan Netanyahu di Gaza Lebih Merugikan Ketimbang Membantu Israel


Minggu, 10 Maret 2024 / 09:35 WIB
Biden: Tindakan Netanyahu di Gaza Lebih Merugikan Ketimbang Membantu Israel
ILUSTRASI. Presiden AS Joe Biden menghadiri pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Israel, 18 Oktober 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein


Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan pendekatan Benjamin Netanyahu terhadap perang di Gaza lebih merugikan Israel daripada membantu Israel. 

Hal ini menunjukkan ketidaksabaran pemimpin AS terhadap sekutunya di Israelnya semakin terlihat.

Ketika krisis kemanusiaan di Gaza semakin parah dan kubu sayap kiri Biden bergejolak, presiden AS tersebut melontarkan pernyataan yang kontradiktif mengenai pertanyaan tentang ancaman serangan Israel terhadap Rafah di Gaza selatan.

Dia bilang Netanyahu memiliki hak untuk membela Israel dan hak untuk terus mengejar Hamas. Namun Biden menambahkan bahwa Netanyahu harus lebih memperhatikan hilangnya nyawa tak berdosa sebagai konsekuensi dari tindakan yang diambil.

Baca Juga: Biden Dukung DPR Keluarkan Undang-Undang yang Bisa Melarang TikTok di Amerika Serikat

“Dalam pandangan saya dia lebih merugikan Israel daripada membantu Israel,” katanya dalam sebuah wawancara.

Mengenai potensi invasi Israel ke Rafah, tempat sekitar 1,5 juta dari 2,4 juta penduduk wilayah tersebut kini tinggal, Biden bersikap ambigu.

“Ini adalah garis merah. Saya tidak akan pernah meninggalkan Israel. Pertahanan Israel masih penting," katanya.

Namun Biden menegaskan bahwa tak ada yang bisa membiarkan 30.000 lebih warga Palestina tewas.

Meskipun sikap Biden berubah, tapi pemerintahannya tidak begitu peduli dengan seruan para aktivis untuk memotong miliaran dolar bantuan militer yang dikirim AS ke Israel.

Gaza telah menghadapi pemboman tanpa henti oleh Israel sejak Hamas melancarkan serangan lintas batas yang mengejutkan pada 7 Oktober yang mengakibatkan sekitar 1.160 kematian, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.

Baca Juga: Trump Menyatakan Siap Berdebat dengan Biden Kapan Pun dan Di Mana Pun

Hamas juga menyandera sekitar 250 sandera, 99 di antaranya diyakini Israel masih hidup di Gaza.

Operasi pembalasan Israel di Gaza yang dikuasai Hamas telah menewaskan lebih dari 30.800 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×