Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Senat AS pada hari Minggu (4/2) mengumumkan penyediaan dana mencapai US$118 miliar yang akan digunakan untuk menjaga perbatasan, serta memberikan bantuan kepada Israel dan Ukraina yang sedang berperang.
Melansir Reuters, Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer mengatakan, dirinya akan segera mengadakan pemungutan suara awal mengenai RUU tersebut pada hari Rabu (7/2).
Jika RUU tersebut lolos menjadi undang-undang, AS akan menunjukkan perubahan paling signifikan dalam kebijakan imigrasi dan keamanan perbatasan dalam beberapa dekade.
Dana sebesar US$118 miliar mencakup US$20,23 miliar untuk keamanan perbatasan, US$60,06 miliar untuk mendukung Ukraina dalam perangnya dengan Rusia, dan US$14,1 miliar untuk bantuan keamanan bagi Israel.
Baca Juga: Bos CIA: Ukraina Akan Kesulitan Tahun Ini, Bantuan AS Sangat Penting
Sisanya, US$2,44 miliar untuk Komando Pusat AS dan konflik di Laut Merah, dan US$4,83 miliar untuk mendukung mitra AS di Indo-Pasifik menghadapi agresi China.
Dana sebesar US$10 miliar lainnya akan dialokasikan untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil di zona konflik termasuk di Ukraina, Gaza dan Tepi Barat.
Menariknya, RUU tersebut mencakup ketentuan yang melarang dana tersebut disalurkan ke badan PBB untuk Palestina, UNRWA.
AS, dan beberapa negara Barat lain, memutuskan untuk berhenti mengirim pendanaan kepada UNRWA karena beberapa stafnya diduga terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel.
Baca Juga: PM Israel, Benjamin Netanyahu, Minta UNRWA Angkat Kaki dari Gaza
RUU tersebut secara garis besar telah menampung permintaan Presiden Joe Biden kepada Kongres bulan Oktober lalu, yaitu dana tambahan untuk bantuan bagi Ukraina, Israel, dan Taiwan.
Para pendukung RUU yakin undang-undang tersebut mampu mengakhiri praktik kontroversial "tangkap dan lepaskan" yang dinilai berkontribusi terhadap tingginya jumlah imigran ilegal yang tiba di perbatasan selatan AS.
RUU mengatur langkah untuk mempercepat penanganan kasus imigrasi, sehingga tidak ada lagi imigran yang dilepaskan dan tinggal di AS selama bertahun-tahun sambil menunggu sidang.