Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) sedang menegosiasikan penjualan setidaknya empat drone canggih ke Taiwan untuk pertama kali, menurut enam sumber Reuters yang mengetahui negosiasi tersebut. Kesepakatan yang kemungkinan akan meningkatkan ketegangan dengan China.
Drone pengintai bertajuk SeaGuardian memiliki jangkauan 11.100 km, jauh lebih besar dari daya jelajah pesawat tanpa awak Taiwan saat ini yang hanya 290 km.
Dua sumber Reuters menyebutkan, penjualan drone ke Taiwan tersebut diam-diam sudah mendapat persetujuan dari Departemen Luar Negeri AS. Hanya, tidak diketahui, apakah AS telah menyetujui ekspor drone dengan senjata terpasang.
Baca Juga: Menkes AS mulai berkunjung ke Taiwan Minggu ini, China lontarkan ancaman keras
Yang terang, kesepakatan itu harus memperoleh persetujuan Kongres AS terlebih dahulu, yang mungkin akan menerima pemberitahuan resmi secepatnya bulan depan, kata dua sumber Reuters lainnya.
Ini akan menjadi penjualan drone pertama, setelah Pemerintahan Presiden Donald Trump melanjutkan rencananya untuk menjual lebih banyak pesawat nirawak ke lebih banyak negara, dengan menafsirkan kembali perjanjian kontrol senjata internasional bernama Rezim Kontrol Teknologi Rudal (MTCR).
Taiwan mengajukan pembelian drone bersenjata awal tahun ini, kata sumber Reuters yang mengetahui pembicaraan tersebut. AS pekan lalu mengirimkan data harga dan ketersediaan kepada Taiwan untuk kesepakatan itu.
Baca Juga: Unjuk gigi, kapal serbu amfibi Tipe 075 pertama China memulai debut uji coba laut
Kesepakatan untuk empat drone, stasiun darat, suku cadang, pelatihan, dan dukungan lainnya bisa bernilai sekitar US$ 600 juta atau sekitar Rp 8,7 triliun, mengacu harga penjualan sebelumnya, menurut sumber Reuters lainnya.
Penjualan senjata terus berlanjut
Taiwan memperkuat pertahanannya dalam menghadapi apa yang mereka lihatnya sebagai gerakan yang semakin mengancam dari Beijing, seperti latihan Angkatan Udara dan Angkatan Laut China di dekat Taiwan.
Hubungan antara Beijing dan Washington, yang sudah mencapai titik terendah dalam beberapa dekade karena tuduhan mata-mata, perang dagang, virus corona, dan Hong Kong, bisa semakin memburuk jika kesepakatan itu mendapat persetujuan akhir dari AS.
Pentagon alias Departemen Pertahanan AS sebelumnya mengatakan, penjualan senjata ke Taiwan akan terus berlanjut. Dan, Pemerintahan Trump telah menjaga kecepatan kapal perang Angkatan Laut yang melewati Selat Taiwan.
Baca Juga: Di Laut China Selatan, Malaysia tak ingin terseret dalam pergolakan negara adidaya
Kantor Perwakilan Ekonomi dan Budaya Taiwan di AS tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
"Sebagai kebijakan, kami tidak mengomentari atau mengkonfirmasi penjualan pertahanan yang diajukan sampai secara resmi diberitahukan kepada Kongres," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS kepada Reuters.
AS sangat ingin menjual tank dan jet tempur ke Taiwan. Tetapi, kesepakatan untuk menjual drone akan menjadi penting karena hanya beberapa sekutu dekat, termasuk Inggris, Italia, Australia, Jepang, dan Korea Selatan, yang bisa membeli drone canggih AS.