Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan yang bikin bingung pasar. Jumat (9/8), Trump mengatakan dia tidak siap untuk membuat kesepakatan dengan China.
Bahkan, Trump malah mempertanyakan lagi soal kelanjutan perundingan perdagangan AS dengan China pada bulan September mendatang. Komentar Trump ini menghidupkan kembali kekhawatiran di pasar keuangan bahwa sengketa bilateral perdagangan dua raksasa ekonomi dunia itu tidak mungkin berakhir dalam waktu dekat
Bukan itu saja. Trump juga menebarkan kebingungan dengan mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan melakukan bisnis dengan raksasa telekomunikasi China Huawei Technologies.
Baca Juga: Indeks bursa Wall Street terpeleset pernyataan Donald Trump lagi soal perdagangan
Namun kemudian pejabat Gedung Putih mengklarifikasi ini bahwa Trump merujuk pada larangan pembelian peralatan Huawei oleh pemerintah AS, bukan penjualan komponen perusahaan AS ke Huawei.
"Kami sedang berbicara dengan China. Kami belum siap untuk membuat kesepakatan - tetapi kami akan melihat apa yang terjadi," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih sebelum berangkat untuk penggalangan dana di Long Island, New York seperti dilaporkan Reuters.
Baca Juga: Peringatan Moody's: Hati-hati, risiko resesi global semakin meningkat
"Tiongkok ingin melakukan sesuatu, tetapi saya belum siap untuk melakukan apa pun. Dua puluh lima tahun pelecehan - saya belum siap begitu cepat, jadi kita akan lihat bagaimana hasilnya," kata Trump lagi.
Hubungan antara dua negara ekonomi terbesar dunia itu memburuk secara dramatis sejak Trump mengumumkan pada 1 Agustus lalu bahwa ia akan mengenakan tarif 10% pada impor barang dari Cina senilai US$ 300 miliar mulai 1 September 2019. Ini mendorong China untuk menghentikan pembelian produk pertanian AS.
Paman Sam pada pekan ini juga menyatakan China sebagai manipulator mata uang setelah China memberi angin yuan turun di bawah 7 terhadap dolar AS.
Baca Juga: Amerika Serikat menuduh China terapkan rezim preman di Hong Kong
Pasa Saham AS jatuh pada Jumat (9/), setelah pernyataan Trump ini. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 90,75 poin atau 0,34% menjadi 26.287,44. Lalu indeks S&P 500 melorot 19,44 poin atau 0,66% ke level 2.918,65.
Elwin de Groot, Kepala Strategi Makro Rabobank mengatakan, ini merupakan minggu yang sangat fluktuatif. "Pandangan pasar adalah bahwa perang perdagangan ini akan diselesaikan, tetapi jelas sekarang pemikirannya adalah bahwa mungkin ini bukan masalahnya dan bisa dipercepat dari sini," ujarnya kepada Reuters.
Dana Moneter Internasional (IMF) menilai pelemahan kurs yuan Tiongkok sebagian besar sejalan dengan fundamental ekonomi China. Tetapi seorang pejabat IMF mengatakan IMF mendorong Cina untuk mengejar nilai tukar yang lebih fleksibel dengan sedikit intervensi.
Baca Juga: Perang dagang, perusahaan China ramai-ramai pindahkan usaha ke Malaysia
Trump sendiri tetap ngotot dengan tuduhannya bahwa China memanipulasi mata uangnya. Ia mengatakan, fakta bahwa China kemudian dapat membendung penurunan yuan adalah bukti manipulasi dan mengimbangi tarif AS pada impor China.
Reuters juga melaporkan, komentar awal Trump tentang Huawei menghancurkan harapan bahwa Departemen Perdagangan AS akan segera menyetujui beberapa lisensi untuk perusahaan AS untuk melanjutkan penjualan komponen ke Huawei.
"Kami tidak akan melakukan bisnis dengan Huawei," kata Trump seraya menambahkan bahwa itu tidak berarti bahwa tidak akan berubah jika kesepakatan perdagangan dilakukan. "Saya benar-benar membuat keputusan. Jauh lebih mudah untuk tidak melakukan bisnis dengan Huawei."
Baca Juga: Serangkaian cuitan kemarahan Trump soal penguatan dollar kepada The Fed
Namun, Jumat (9/8), Departemen Perdagangan AS menyatakan pihaknya masih mengkaji permintaan untuk lisensi khusus untuk beberapa penjualan komponen ke Huawei. Menteri Perdagangan Wilbur Ross AS pada bulan lalu mengatakan keputusan tentang beberapa lisensi itu diharapkan segera keluar.
Dalam proses negosiasi dengan China, Trump menawarkan untuk meringankan beberapa pembatasan selama pertemuan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Jepang pada akhir Juni 2019 lalu. Namun dengan imbalan pembelian komoditas pertanian AS yang lebih besar oleh China dan kedua negara melanjutkan pembicaraan perdagangan.
Namun, pertemuan dua hari di Shanghai pada akhir Juli lalu gagal menghasilkan pembelian signifikan produk pertanian AS oleh China. Juga tidak ada soal permintaan AS untuk perubahan pada hak intelektual China, transfer teknologi dan kebijakan subsidi.
Ini yang mendorong Trump mengumumkan akan mengenakan tarif impor barang asal China mulai 1 September 2019.
Baca Juga: AS justru dituduh ingin memulai perang mata uang dengan menjadikan yuan kambing hitam
Trump sendiri menyarankan negosiasi dengan Cina yang direncanakan di Washington pada bulan September untuk dibatalkan. "Kita akan lihat apakah kita akan mengadakan pertemuan pada bulan September atau tidak," katanya kepada wartawan.
Namun penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro mengatakan persiapan untuk perundingan tersebut masih berlangsung. "Kami terus merencanakan agar negosiator Tiongkok datang ke sini," kata Navarro.