Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
Alih-alih menunggu matahari memanaskan kolam penguapan, Lilac menggunakan manik-manik penukar ion yang mampu menghilangkan lithium secara selektif dan meninggalkan magnesium, kalsium, boron, dan mineral lainnya yang tidak diinginkan. Setelah manik-manik jenuh, mereka diperlakukan dengan asam untuk mengekstrak lithium dan kemudian dapat digunakan kembali.
Menurut perusahaan, proses tersebut menghilangkan kebutuhan kolam penguapan yang besar dan mampu mengembalikan air garam yang sudah kosong ke bawah tanah. Ini juga mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengekstrak lithium dari air garam menjadi hanya beberapa jam.
Dan manik-manik cukup selektif untuk memulihkan sekitar 90% lithium dalam air garam.
"Perusahaan lain telah mencoba membangun manik-manik penukar ion ini di masa lalu, tetapi mereka tidak cukup selektif dalam memilih lithium dari campuran mineral atau hancur setelah hanya beberapa siklus", kata Chief Executive Officer David Snydacker.
Ia menambahkan, manik-manik Lilac adalah produk dari obsesi dengan baterai lithium-ion yang dimulai selama penelitian PhD-nya di Universitas Northwestern.
Proses Lilac juga memangkas penggunaan energi dan dengan demikian emisi gas rumah kaca. Breakthrough Energy Ventures berupaya untuk berinvestasi di startup yang masing-masing mampu memotong emisi hingga 500 juta metrik ton per tahun.
Investor dana termasuk Jeff Bezos, pendiri Amazon.com Inc, dan Jack Ma, salah satu pendiri Alibaba Group Holding Ltd. Michael Bloomberg, pendiri dan pemilik mayoritas Bloomberg LP, adalah pendukung Breakthrough.
Baca Juga: Bill Gates memesan superyacht bertenaga hidrogen seharga Rp 8,8 triliun!
Putaran pendanaan baru akan memungkinkan Snydacker untuk membuat jalur manufaktur di California. Perusahaan bermaksud untuk bermitra dengan tambang yang ada daripada membuka sendiri; pilot pertama yang menggunakan teknologi Lilac akan mulai di Argentina akhir tahun ini, dalam kemitraan dengan perusahaan pertambangan Lake Resources.
Jika berhasil, Snydacker berharap untuk menggunakan teknologi untuk mengekstrak lithium dari sumber yang tidak konvensional, seperti ladang minyak dan pembangkit listrik tenaga panas bumi, yang keduanya menghasilkan air garam dalam jumlah yang banyak.
Persaingan Lilac berkembang. Startup lain seperti Rincon Ltd., Tenova, Adionics, dan Summit Nanotech semuanya meluncurkan pilot plant. Beberapa menggunakan teknologi pertukaran ion seperti Lilac yang lain menggunakan nano-filtration. Teknologi ini pada dasarnya menyaring cukup kecil untuk memisahkan atom yang diisi atau ekstraksi pelarut yakni bahan kimia yang memiliki afinitas untuk lithium).
Permintaan untuk lithium tumbuh pesat, menurut analis logam BNEF Sharon Mustri. “Tantangan utama bagi startup ini adalah untuk meningkatkan,” katanya.