Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - LONDON. Bangkrutnya biro perjalanan Thomas Cook berbuntut panjang. Para pelancong pengguna biro perjalanan ini terlunta-lunta di negeri orang dan dipaksa membayar biaya tambahan di hotel tempat mereka menginap.
Thomas Cook Group plc adalah grup bisnis wisata asal Inggris, didirikan pada 19 Juni 2007 hasil merger Thomas Cook AG dan MyTravel Group. Grup ini beroperasi dalam dua segmen terpisah: operator tur dan maskapai.
Pada tanggal 23 September 2019 Thomas Cook wajib melikuidasi asetnya karena bangkrut. Thomas Cook terdaftar di London Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange.
Saham Thomas Cook Group berhenti diperdagangkan pada 23 September 2019 dan memasuki likuidasi. Sekitar 21.000 karyawan di seluruh dunia kena-PHK.
Bukan hanya itu, sekitar 600.000 pelanggan yang sedang melancong di luar negeri juga terlantar, memicu repatriasi masa damai terbesar di Inggris.
"Satu-satunya pilihan yang diberikan kepada kami ialah membayar apa yang belum dibayar Thomas Cook, atau membawa barang-barang kami dan pergi,” kata Jess, dilansir dari BBC, Selasa (24/9).
Salah seorang pelancong, Jess Beeton bersama pasangannya, Richard Berrington mengatakan bahwa semua wisatawan yang memesan lewat biro perjalanan tertuang di Inggris ini dilarang masuk ke kamar hotel.
Baca Juga: China bakal luncurkan rudal baru dalam parade militer terbesar pekan depan
Begitu berhasil masuk, ia dan Richard mengunci kamar mereka dari dalam, tapi sejak itu mereka harus membayar sejumlah uang dengan kartu kredit sehingga mereka bisa tinggal di hotel sampai waktu kepulangan mereka dari Spanyol pada hari Minggu.
Pelancong lain juga merasakan hal sama. Hayley Hook dan keluarganya ketika berlibur di Yunani dipaksa untuk memberikan informasi kartu kredit mereka kepada staf hotel dan staf sekuriti. Pegawai hotel juga meminta ongkos tambahan sebesar €50 per orang untuk penyewaan kamar per malam.
Jika para tamu tidak membayar, pihak hotel akan mengusir dan tidak menyediakan makanan dan minuman. Masalahnya, para pelancong seperti Hayley mungkin telah membayar kamar sejak bulan sebelumnya, tapi Thomas baru meneruskannya beberapa pekan setelah wisatawan menginap.
Baca Juga: Negosiasi dagang AS-China bisa lebih progresif, asal...
Beberapa hotel mungkin khawatir Thomas Cook tidak akan membayar layanan hotel. Karena itu mereka menutupi biaya hotel dengan memungutnya dari para tamu. Namun hotel lain mencari solusi berbeda, seperti Rhodes. Maeve Pendlebury mengatakan hotel tempat ia dan pacarnya singgah justru berlaku sangat baik dan ramah.
Manajer Atrium Prestige menulis kepada para tamu bahwa mereka tetap bisa menikmati liburan sesuai rencana. Terlepas dari situasi apakah sikap ini akan membebani hotel dengan hutang yang besar.
Menghadapi situasi ini, karyawan Thomas Cook di seluruh dunia masih tetap bekerja dan memberikan penjelasan yang membantu para pelancong. Dan Birch berada di Lanzarote bersama pacar dan putrinya mengatakan beberapa tamu telah pindah ke hotel yang lebih murah setelah diberitahu bahwa harus membayar untuk akomodasi mereka.
"Mereka tahu itu bukan kesalahan pegawai Thomas Cook dan kemarahan di sini diarahkan ke hotel,” sesalnya.
Baca Juga: Mahathir Mohamad berkuasa paling lama tiga tahun lagi
Michael Sheppard dan keluarganya berencana pulang dari Corfu merasa kagum terhadap empat staf Thomas Cook yang bekerja keras membantu orang-orang sambil tersenyum. Mereka tidak berpikir akan dibayar tapi tetap datang untuk membantu wisatawan dan itu merupakan sesuatu sikap profesional, berdedikasi dan peduli kepada orang lain.
Pada hari Senin, Otoritas Penerbangan Sipil Inggris (CAA) mulai memulangkan wisatawan Inggris yang berada di luar negeri pada saat Thomas Cook bangkrut. Pemulangan ini tidak perlu melakukan pembayaran tambahan.
Dame Deirdre Hutton, ketua CAA, menyebut upaya pemulangan pada hari Senin cukup baik untuk hari pertama. Akan ada lebih dari 1.000 penerbangan antara hari ini dan Minggu 6 Oktober untuk memulangkan 135.300 wisatawan yang tersisa.
"Kami telah menjalankan 64 penerbangan, dan memulangkan hampir 15.000 orang. Itu lebih dari 90% dari wisatawan yang kami ingin pulangkan,” tutupnya.