Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi
Kedua perusahaan juga sepakat untuk memperluas jalinan kerjasama mereka dengan membentuk usaha patungan bagi sejumlah bidang termasuk manufaktur, dan pemasaran amunisi. Perjanjian yang ditandatangani pada Februari 2017 itu telah mendapatkan kesepakatan kerjasama dengan otoritas pertahanan India. India dan Israel menjadi rekanan bisnis Bharat Forge di bidang militer dan kerdirgantaraan.
Indiatimes melansir bahwa strategi bisnis Kalyani dengan mengarahkan fokusnya ke bidang militer ini bukan yang pertama kalinya. Langkah strategis ini telah ditempuh sejak tahun 2014.
Kalyani bahkan menyebut dirinya telah memiliki roadmap bisnis jangka panjang. Salah satunya, pada tahun 2025 nanti Kalyani ingin membawa perusahaannya masuk dalam peringkat tiga besar perusahaan pemasok kebutuhan militer dunia.
Kalyani menilai, banyak perusahaan manufaktur yang mengabaikan kesempatan ini. Padahal bisnis di bidang ini menjanjikan keuntungan yang cukup besar melihat pangsa pasarnya masih luas. Lihat saja, untuk kebutuhan domestik di India saja setidaknya ada 4.000 proyek lebih yang dapat dijaring oleh perusahaan dalam kurun waktu 10 tahun sampai 15 tahun.
Manajemen Bharat Forge memastikan pihaknya akan mengambil setiap kesempatan, seraya memikirkan dan membangun strategi jangka panjang berikutnya.
Ke depan, Bharat Forge berencana untuk meningkatkan ekspor kebutuhan persenjataan negara-negara di dunia sebanyak 75% sampai 90%.
Tak hanya telah menjalin kerjasama dengan Israel, Kalyani juga telah menjalin aliansi dengan salah satu perusahaan manufaktur serupa asal Swedia. Terlihat jelas, Bharat Forge akan terus melebarkan sayapnya di bidang artileri atau persenjataan.
(Bersambung)
