Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Mengirim Bitcoin dari Bumi ke Mars kini bukan lagi sekadar fiksi ilmiah.
Peneliti menyebut, secara teori transaksi bisa dilakukan hanya dalam waktu tiga menit, dengan memanfaatkan jaringan optik milik NASA atau Starlink serta sistem baru bernama Proof-of-Transit Timestamping (PoTT).
Baca Juga: Fear di Pasar Kripto Hanya Sesaat, Bitcoin Mulai Bangkit
Melansir dari Cointelegraph pada Kamis (11/9/2025), konsep ini dipublikasikan akhir Agustus 2025 dalam sebuah white paper oleh pengusaha teknologi Jose E. Puente dan rekannya, Carlos Puente.
Mereka menyebut PoTT sebagai “lapisan bukti perjalanan” yang melengkapi Bitcoin dan jaringan Lightning.
Cara kerjanya mirip paspor yang mendapat cap di setiap perlintasan. Saat transaksi dikirim, pesan tersebut akan melewati berbagai titik, mulai dari antena bumi, satelit, hingga relai di Bulan dan di setiap titik diberi timestamp waktu masuk dan keluar.
Dengan begitu, penerima di Mars bisa menelusuri jalur perjalanan transaksi tersebut.
“Teknologinya sebenarnya sudah siap. Begitu ada koneksi stabil Bumi–Mars, PoTT bisa langsung digunakan, menjadikan Bitcoin mata uang pertama yang berfungsi lintas planet,” kata Puente kepada Cointelegraph.
Baca Juga: Ethereum Alami Tekanan Jual Besar, BlackRock Alihkan Aset ke Bitcoin
Dengan sistem ini, transaksi melalui Lightning Network bisa sampai ke Mars dalam 3 menit pada kondisi ideal, atau 22 menit pada skenario terburuk.
Masalah blackout komunikasi selama dua minggu setiap 26 bulan akibat posisi Matahari juga bisa diatasi dengan satelit relai yang mengarahkan sinyal mengelilingi Matahari.
Konsep ini bukan langkah pertama membawa Bitcoin ke luar angkasa.
Tahun 2018, Blockstream sudah menghubungkan Bitcoin ke lima satelit, sementara Spacechain melakukan transaksi Bitcoin dari Stasiun Luar Angkasa Internasional pada 2020.
Meski demikian, transaksi nyata di Mars baru bisa terjadi jika sudah ada manusia atau AI yang tinggal di sana untuk menerima pembayaran.
Saat ini, hanya wahana antariksa milik NASA dan lembaga lain yang menjelajah Planet Merah.
ߚ 8 years of #Bitcoin in orbit. @Blockstream Satellite has beamed Bitcoin blocks, transactions, and data from space 24/7, for free, to the entire planet.
From Earth to orbit... to everywhere. Thank you @adam3us! ⚡pic.twitter.com/rWmdzagRWM— JAN3 (@JAN3com) August 15, 2025
Musk sendiri, melalui SpaceX, menargetkan misi ke Mars pada 2026 dengan ambisi jangka panjang membangun kota mandiri.
Ia pernah menyebut perlunya sistem pembayaran standar antarplanet, dan Lightning Network dianggap sebagai jawaban atas keterbatasan waktu konfirmasi Bitcoin.
“Jika kita serius membangun peradaban multiplanet, dibutuhkan basis moneter terbuka dan netral yang tidak bergantung pada satu negara atau perusahaan,” ujar Puente.
“Itu sebabnya kami fokus pada Bitcoin sebagai standar bersama.”
Baca Juga: Pemegang Bitcoin Besar Lepas 115.000 BTC, Aksi Jual Terbesar Sejak Pertengahan 2022
Lebih jauh, Puente menegaskan PoTT bersifat planet-agnostik, artinya sistem ini bisa dipakai tidak hanya untuk Mars, tetapi juga Bulan atau planet lain di zona layak huni.
Untuk saat ini, Bumi–Mars dipilih sebagai studi kasus terdekat yang paling realistis.