kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bocor, 40% data pribadi pengguna internet di Asia Pasifik tersebar ke mana-mana


Kamis, 04 Juni 2020 / 08:35 WIB
Bocor, 40% data pribadi pengguna internet di Asia Pasifik tersebar ke mana-mana


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data kini menjadi sumber daya baru. Banyak pihak melakukan beragam cara untuk mendapatkan data. Hasil survei perusahaan keamanan siber global Kaspersky, mengungkapkan, 40% konsumen dari Asia Pasifik menghadapi insiden kebocoran informasi pribadi yang diakses oleh orang lain tanpa persetujuan.

Kaspersky Global Privacy Report 2020 adalah studi mengenai sikap konsumen terhadap privasi online. Survei ini lembaga penelitian independen Toluna antara Januari dan Februari 2020. Sebanyak 15.002 konsumen disurvei di 23 negara. Sebanyak 3.012 dari Asia Pasifik.

Beberapa pelanggaran melibatkan insiden berupa akun diakses tanpa izin (40%), pengambil-alihan perangkat secara ilegal (39%), pencurian dan penggunaan data rahasia (31%), data pribadi diakses oleh seseorang tanpa persetujuan dan penyebaran informasi pribadi secara publik (20%).

Ironisnya, pengguna sengaja membocorkan data. Loh kok bisa? 

Ya, penelitian yang sama menemukan, seperlima pengguna sukarela membagikan privasi mereka untuk mendapatkan produk atau layanan secara gratis. Lalu sebanyak 24% responden lalai menjaga privasi dengan membagikan detail akun media sosial untuk kuis hiburan. Seperti apakah jenis bunga atau selebriti yang mirip dengan mereka.

Selain itu, 20% konsumen mengakui, membutuhkan bantuan untuk mempelajari cara melindungi privasi secara online. “Data kami menunjukkan perilaku online yang cukup kompleks. Ini sebenarnya kemajuan yang disambut baik. Sebagian besar konsumen cukup memahami privasi online. Tapi kebiasaan virtual dan pengetahuan keamanan mereka masih membutuhkan perubahan,” beber Managing Director Asia Pasifik Kaspersky, Stephan Neumeier awal pekan ini. 

Dengan situasi kerja jarak jauh, privasi digital harus menjadi perhatian pengguna pribadi dan perusahaan. Jaringan perusahaan kini telah mencapai area kenyamanan rumah. Pada gilirannya akan meningkatkan kesempatan pelaku kejahatan siber melancarkan ancaman. “Sudah saatnya Anda meningkatkan keamanan  dunia maya,” ujar Neumeier.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×