kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bollor Group berkembangan berkat tangan dinginnya (1)


Rabu, 13 Maret 2019 / 14:26 WIB
Bollor Group berkembangan berkat tangan dinginnya (1)


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tri Adi

Lahir di tengah keluarga konglomerat bisa dibilang nasib baik Vincent Bollor. Namun tak berarti ia hanya mengandalkan warisan saja, dan tidak berkontribusi apa pun untuk membesarkan kelompok bisnis di bawah bendera Bollor Group ini. Melalui tangan dinginnya, Vincent berhasil mengembangkan kelompok Bollor yang kini merambah ke berbagai sektor bisnis. Kesuksesannya memimpin Bollor Group membuatnya menjadi salah satu miliarder dunia.

Vincent  Bollor bukan sekadar penerus konglomerasi asal Prancis, Bollor Group. Tanpa tangan dingin Vincent, Bollor Group tidak akan sebesar seperti sekarang. Maka wajar jika kemudian nama Vincent masuk ke dalam jajaran 10 orang terkaya di Prancis dengan nilai kekayaan bersih mencapai US$ 5,6 miliar versi Majalah Forbes.

Bollor Group sudah berdiri sejak tahun 1882, sebagai perusahaan penghasil kertas sebagai bahan baku kertas rokok dan Injil. Salah satu produk yang terkenal kala itu adalah kertas rokok Odet-Cascadec-Bollor (OCB). Hampir selama 160 tahun Bollor berkutat di bidang produksi kertas.

Baru pada tahun 1981, ketika Vincent mengambil tampuk kepemimpinan, bisnis Bollor terdiversifikasi ke beragam industri, mulai logistik, industri digital, industri berbasis komoditas sampai ke industri 4.0. Semua dilakukan Vincent dengan cara membeli kepemilikan saham perusahaan-perusahaan besar dan mengembangkannya.

Sepanjang 2018 saja Bollor Group berhasil menghasilkan pendapatan mencapai 23,02 miliar. Yang menarik, Bollor bermula dari bisnis berbasis komoditas namun penyumbang terbesar pendapat perseroan ini justru berasal dari sektor media dan komunikasi. Hampir 60,47% atau setara 13,94 miliar disumbang Vivendi Group.

Vivendi merupakan perusahaan media dan komunikasi multi-industri. Vivendi memegang kepemilikan saham mayoritas di beberapa merek terkenal. Sebut saja label rekaman Universal Music Studio, stasiun televisi Canal+, platform video digital dailymotion, hingga produsen gim Gameloft.

Vincent masuk menjadi bagian dari Vivendi sedikit demi sedikit. Cerita soal ini harus dimulai pada 2005, ketika Bollor Group mulai melirik industri media dan telekomunikasi dengan mendirikan stasiun tv digital Direct 8, dan Direct Star.

Hampir tujuh tahun beroperasi, pada 2011, salah satu stasiun televisi terbesar di Prancis Canal+, bagian dari Vivendi Group melirik Direct 8, dan Direct Star. Pada 2012 awal, Bollore dan Vivendi sepakat melakukan tukar guling. Direct 8, dan Direct Star bebas dibeli secara gratis oleh Canal+. Namun kompensasinya, Bollor Group memiliki 1,7% saham di Vivendi. Jika dinominalkan, transaksi tukar guling tersebut setara dengan 279 juta atau sekitar US$ 381 juta.

Kepemilikan di Vivendi terus diperlebar oleh Vincent melalui Bollore Group. Akhir 2012 saja, Bollore telah mengempit 5% saham Vivendi. Caranya relatif sama dengan tukar guling, Vivendi misalnya sampai mengempit 59,2% saham Bollor di Havas Group pada 2017 dengan kompensasi kepemilikan Bollore di Vivendi mencapai 20%.

Sementara hingga akhir 2018, Bollor tercatat memegang lebih dari 25% kepemilikan Vivendi. Vincent menambah kepemilikan saham di Vivendi dari sebelumnya 20,5% lewat sejumlah transaksi dengan menghabiskan lebih dari 1,5 miliar euro dalam 19 transaksi terpisah di tahun lalu.

Aksi yang cukup fenomenal adalah ketika Bollor menjual kepemilikan di perusahaan solusi bisnis Aegis kepada konglomerasi asal Jepang Dentsu. Bollor yang mulai mengempit 25% saham Aegis pada 2005, menjual 26,4% saham pada 2012 seharga 3,2 miliar. Dari transaksi ini, setidaknya Bollor dapat meraih keuntungan mencapai 450 juta.

Banyak melakukan aksi korporasi, Bollor Group tak sekadar tanam-jual modal kesana-kemari. Bisnis Bollor di bidang logistik juga melejit, sektor ini menjadi penyumbang terbesar kedua terhadap pendapatan perusahaan ini pada 2018 senilai 6 miliar.

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×