Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - PARIS. CEO Renault Luca de Meo resmi mengundurkan diri dari perusahaan otomotif asal Prancis tersebut.
De Meo menyatakan akan mengejar tantangan baru di luar industri otomotif, demikian pernyataan resmi Renault pada Minggu (15/6).
Harian Prancis Le Figaro melaporkan bahwa pria asal Italia itu akan menjadi CEO baru Kering, konglomerat barang mewah pemilik merek Gucci.
Baca Juga: Pendapatan Induk Gucci, Kering Anjlok di Kuartal Pertama
Jika kabar tersebut benar, De Meo akan menggantikan Francois-Henri Pinault, pemimpin Kering selama dua dekade dan pewaris keluarga yang masih mengendalikan grup tersebut.
Pinault disebut akan tetap menjabat sebagai ketua dewan direksi.
Kering belum memberikan komentar atas laporan Le Figaro tersebut. Sementara itu, Renault menyebut bahwa De Meo akan meninggalkan jabatannya pada pertengahan Juli.
Pemerintah Prancis, yang memiliki 15% saham di Renault, belum mengeluarkan pernyataan publik atas kabar ini.
Langkah De Meo ke Kering akan menjadi peralihan besar dari industri otomotif ke industri fashion mewah.
Apalagi, Kering tengah berjuang memulihkan kinerja Gucci yang selama ini menjadi tulang punggung penjualan dan keuntungan perusahaan.
Baca Juga: Penjualan Kering Menurun 12% Karena Tertekan Penjualan Gucci
Arsitek Turnaround Renault
De Meo bergabung dengan Renault pada 2020 dari Volkswagen di tengah tekanan pandemi COVID-19 dan kerugian terbesar dalam sejarah perusahaan.
Selama lima tahun memimpin, ia melakukan efisiensi besar-besaran, memangkas tenaga kerja, kapasitas produksi global, dan menyederhanakan operasi Renault menjadi perusahaan yang lebih kecil namun lebih gesit.
Ia juga menata ulang aliansi strategis Renault dengan Nissan dan menggencarkan transisi ke kendaraan hibrida dan listrik.
Di bawah kepemimpinannya, saham Renault naik hampir 90% dalam lima tahun terakhir, menjadikannya pabrikan mobil dengan performa saham terbaik di Eropa, jauh di atas Stellantis (15%) dan Volkswagen (-38%).
Renault juga berhasil menghindari peringatan penurunan laba yang melanda banyak produsen mobil Eropa pada musim gugur lalu, berkat fokus pasar yang lebih besar di Eropa dan tidak terlalu terdampak oleh kebijakan tarif proteksionis Presiden AS Donald Trump.
Baca Juga: Victoria's Secret Hadapi Tekanan Perombakan Dewan Direksi
Kering Hadapi Tantangan Berat
Sebaliknya, Kering menghadapi masa sulit, dengan harga saham yang merosot lebih dari 60% dalam dua tahun terakhir.
Gucci yang dulu menjadi mesin uang kini kesulitan mempertahankan relevansi dan profitabilitas, meski telah beberapa kali mengganti direktur kreatif.
Grup ini juga menanggung utang lebih dari €10 miliar, yang memicu kekhawatiran pasar akan potensi penurunan peringkat kredit.
Spekulasi soal suksesi Pinault semakin menguat sejak pekan lalu, setelah sejumlah media Prancis melaporkan bahwa ia akan memisahkan peran CEO dan ketua dewan, serta sedang mencari pengganti dari luar industri fashion.
Baca Juga: Trump Desak Perluasan Deportasi Imigran Ilegal di AS, Sasar Kota Besar
Kering bahkan secara mendadak membatalkan acara pertemuan analis yang dijadwalkan Senin ini, tanpa alasan yang jelas, menurut sumber Reuters.
Jika benar ditunjuk, De Meo akan menghadapi tantangan baru yang sangat berbeda: menghidupkan kembali daya tarik merek-merek mewah Kering seperti Gucci, Yves Saint Laurent, dan Balenciaga di tengah perubahan selera pasar dan tekanan utang.