Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menegaskan komitmennya untuk memperluas upaya deportasi imigran ilegal, terutama di kota-kota besar seperti Los Angeles, Chicago, dan New York, yang menjadi pusat aksi protes sejak operasi imigrasi ditingkatkan beberapa waktu terakhir.
“Saya telah menginstruksikan seluruh pemerintahan saya untuk mengerahkan segala sumber daya demi mendukung upaya ini,” kata Trump dalam unggahan di platform media sosialnya, Truth Social, Minggu (15/6).
Baca Juga: Trump Pertimbangkan Tambahan 36 Negara dalam Larangan Perjalanan, Cek Daftarnya
Meski tidak merinci langkah operasional yang akan diambil, pernyataan Trump menandai eskalasi kebijakan imigrasi yang agresif, sejalan dengan pendekatan politiknya yang kerap menabrak norma dan meraih dukungan basis pemilih konservatif.
Langkah ini muncul di tengah ketegangan tinggi di Los Angeles, di mana Trump memutuskan mengerahkan pasukan Garda Nasional dan Marinir AS untuk mengamankan kota dari gelombang protes, meskipun ditentang oleh Gubernur California dari Partai Demokrat, Gavin Newsom.
Trump berdalih pengerahan militer diperlukan untuk “meredam kerusuhan”, sebuah klaim yang dibantah oleh pejabat lokal dan negara bagian, yang menilai situasi masih dapat ditangani tanpa keterlibatan militer.
Baca Juga: Pesepak Bola Terkaya di Dunia, Hartanya 40 Kali Lipat dari Keluarga David Beckham
Fokus Berubah, Razia Massal di Tempat Kerja Dihentikan
Meski retorika Trump kian tajam, pemerintahan federal dilaporkan justru mengurangi razia di sektor-sektor seperti pertanian, restoran, hotel, dan pabrik pengolahan daging.
Menurut laporan Reuters yang mengutip email internal dan pejabat senior, penundaan razia tempat kerja ini merupakan arahan resmi yang tengah dijalankan.
Namun, fokus kini tampaknya bergeser ke deportasi massal berbasis lokasi pemukiman di kota besar, bukan lokasi kerja, sebuah langkah yang berisiko memicu ketegangan sosial dan benturan hukum dengan pemerintah negara bagian dan lokal yang kerap menerapkan kebijakan "sanctuary city".
Baca Juga: Macron Sebut Rusia Tak Pantas Menengahi Krisis Israel-Iran
Trump tengah menghidupkan kembali janji kampanye lamanya untuk menindak imigran gelap secara besar-besaran menjelang pemilihan presiden mendatang, memanfaatkan isu ini untuk mengonsolidasikan dukungan politik dari kalangan anti-imigrasi.