Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SAO PAULO. Anvisa, regulator kesehatan Brasil, mengatakan, otoritas kesehatan China tidak transparan dalam mengizinkan penggunaan darurat vaksin virus corona baru buatan Sinovac.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah berulang kali meragukan vaksin virus corona bertajuk CoronaVac buatan Sinovac dari China, dengan mengatakan, "asal" pembuatnya tidak bisa dipercaya.
Di Sao Paulo, negara bagian terpadat di Brasil, pihak berwenang telah mempertaruhkan vaksin Sinovac, dengan Gubernur Joao Doria, musuh Bolsonaro, menyebutkan, negara bagiannya akan mulai vaksinasi pada Januari 2020.
Hanya, Sao Paulo tidak akan bisa mulai menggunakan vaksin virus corona Sinovac sampai dapat lampu hijau dari Anvisa.
Baca Juga: WHO selidiki kemunculan COVID-19 jenis baru di Inggris
Tidak ada informasi yang tersedia
Sementara Anvisa telah lama bersikap apolitis, Bolsonaro telah menunjuk sekutu untuk itu dalam beberapa bulan terakhir, memicu kekhawatiran di kalangan profesional kesehatan bahwa keputusannya mungkin dipengaruhi oleh pertimbangan politik.
"Brasil adalah pemimpin internasional dalam proses evaluasi CoronaVac," kata Anvisa dalam pernyataan di situsnya seperti dikutip Reuters. "Vaksin tersebut telah memiliki otorisasi penggunaan darurat di China sejak Juni tahun ini".
Tapi, "Kriteria China untuk pemberian otorisasi penggunaan darurat tidak transparan, dan tidak ada informasi yang tersedia tentang kriteria yang saat ini digunakan oleh otoritas China untuk membuat keputusan itu," sebut Anvisa.
Setidaknya, puluhan ribu orang telah menggunakan vaksin virus corona Sinovac dalam program penggunaan darurat China, yang secara resmi meluncur pada Juli lalu, yang menargetkan kelompok terbatas orang-orang berisiko tinggi.
Baca Juga: Studi terbaru: Obat artritis bisa percepat pemulihan pasien virus corona
China belum membuat perincian publik tentang bagaimana menentukan apakah vaksin virus corona baru memenuhi syarat untuk penggunaan darurat. Komisi Kesehatan Nasional China tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Seorang perwakilan Sinovac menolak berkomentar tetapi merujuk pada konferensi pers pada Oktober lalu saat seorang pejabat kesehatan China mengatakan, peluncuran inokulasi darurat setelah tinjauan yang ketat serta sesuai dengan hukum China dan aturan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Vaksin ini menunjukkan, "Keamanan dan imunogenisitas yang sangat baik dalam uji klinis Fase 1 dan Fase 2," kata pejabat kesehatan China itu.
CoronaVac sedang menjalani pengujian Tahap 3 di Sao Paulo.
Gubernur Sao Paulo mengatakan pada Senin (14/12), data kemanjuran akan rilis pada 23 Desember, delapan hari lebih lambat dari rencana awal, untuk memungkinkan ukuran sampel yang lebih besar dan analisis yang lebih lengkap.