kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bukan hanya perang dagang, ini ancaman terbaru bagi ekonomi China


Jumat, 17 Januari 2020 / 17:30 WIB
Bukan hanya perang dagang, ini ancaman terbaru bagi ekonomi China
ILUSTRASI. Ilustrasi bayi. (Foto: Romrodphoto/Shutterstock)


Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Angka-angka baru ini juga membuktikan bahwa manfaat dari keputusan China untuk melonggarkan pembatasan kelahirannya jauh dari harapan. Setelah Beijing mengizinkan pasangan China untuk memiliki dua anak dari tahun 2016, kelahiran baru hanya naik tipis menjadi 17,86 juta pada 2016 dan terus menurun setiap tahun sejak itu.

Para ahli demografi mengklaim, angka kelahiran China terlalu dibesar-besarkan selama beberapa dekade hingga 2016 untuk menunda pelonggaran kebijakan satu keluarga satu anak. Kurangnya informasi publik dari tingkat lokal membuat pemerintah China lebih sulit untuk memeriksa ulang angka resmi populasi.

Baca Juga: Waspada virus mematikan dari China, Dinkes Bali akan pasar thermoscanner

Terkadang, data resmi yang didapat saling bertentangan. Komisi Kesehatan Nasional, yang melaksanakan kebijakan kelahiran nasional, menerbitkan buku tahunan yang mencakup data kelahiran yang dikumpulkan dari rumah sakit setempat. 

Dalam versi tahun lalu, jumlah kelahiran hidup pada tahun 2018 tercatat sekitar 15,21 miliar, yang tidak jauh dari perkiraan NBS 15,23 juta berdasarkan survei nasional. Tetapi, dengan menambahkan data provinsi menghasilkan total 13,62 juta kelahiran hidup di buku tahunan yang sama. 

Kurangnya penjelasan hanya menambah skeptisisme atas kualitas data resmi.

“Data demografis adalah suci. Tetapi angka kelahiran China sangat ceroboh dan sangat dipengaruhi oleh politik,” kata Yi Fuxian, seorang ilmuwan di University of Wisconsin-Madison dan seorang pengkritik lama kebijakan kelahiran Tiongkok.

Baca Juga: Pasangan muda enggan punya anak, angka kelahiran di China terendah sejak 1949

Chongqing, sebuah kota tingkat provinsi di Cina barat, adalah salah satu dari sedikit tempat yang merilis data kelahiran bulanan yang dikumpulkan dari rumah sakit. Dari Januari hingga November tahun lalu, Chongqing memiliki 255.692 bayi baru, turun 0,02% dari tahun sebelumnya. Tetapi pada bulan Juni saja, dilaporkan 66.862 anak yang baru lahir, mendekati jumlah total kelahiran dari gabungan lima bulan sebelumnya, yang menyebabkan para ahli menduga bahwa pejabat setempat memanipulasi data untuk mencocokkan dengan target resmi.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×