Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Selasa (9/9/2025), didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) oleh Federal Reserve pekan depan, meski ketidakpastian politik global masih membayangi pasar valas dan obligasi.
Melansir Reuters, Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2% di awal perdagangan, mengikuti sentimen positif Wall Street semalam yang mendorong Nasdaq mencetak rekor penutupan. Futures Nasdaq naik 0,06% dan S&P 500 naik tipis 0,05%.
Baca Juga: Mata Uang Asia (9/9): Rupiah Melemah Lebih dari 1%, Dolar Taiwan dan Baht Menguat
Pasar semakin yakin The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin bulan ini setelah laporan ketenagakerjaan AS yang mengecewakan.
Beberapa investor bahkan mulai memperhitungkan kemungkinan pemangkasan lebih besar, yakni 50 bps.
Menurut CME FedWatch, peluang pemangkasan 50 bps kini mencapai lebih dari 10%, padahal seminggu lalu nyaris nol.
Data inflasi konsumen (CPI) dan produsen (PPI) pekan ini akan menjadi kunci arah kebijakan The Fed.
“Jika revisi data tenaga kerja menunjukkan pelemahan tajam, ditambah inflasi meleset di bawah ekspektasi, peluang pemangkasan 50 bps bisa meningkat signifikan,” ujar Jose Torres, ekonom senior Interactive Brokers.
Baca Juga: Skandal Pekerja Baterai Hyundai LG di AS: Ditahan & Dipulangkan
Dari Eropa, futures Eurostoxx 50 terkoreksi 0,17%, FTSE turun 0,04%, dan DAX melemah 0,22%.
Di Jepang, Nikkei melonjak hampir 1% didukung pelemahan yen serta kabar pengunduran diri PM Shigeru Ishiba. Pasar juga menyambut rencana penurunan tarif AS terhadap mobil dan suku cadang Jepang mulai 16 September.
Gejolak Politik Global
Gejolak politik di berbagai negara menambah ketidakpastian, mulai dari pengunduran diri PM Jepang Shigeru Ishiba, pencopotan PM Prancis Francois Bayrou, kekalahan besar partai Presiden Argentina Javier Milei, hingga pergantian mendadak Menteri Keuangan Indonesia.
Meski begitu, dampak ke pasar keuangan masih terbatas. Yen menguat tipis 0,1% menjadi 147,37 per dolar AS.
Sementara euro stabil di US$1,1768. Yield obligasi AS tenor 2 tahun bertahan di level rendah 3,49%, sedangkan tenor 10 tahun di 4,04%.
Baca Juga: Akhir Kisah Succession Nyata Murdoch: Siapa Pewarisnya?
Komoditas Menguat
Harga minyak naik setelah OPEC+ memutuskan menambah produksi lebih kecil dari perkiraan. Brent naik 0,36% ke US$66,26 per barel, sementara WTI naik 0,37% ke US$62,49 per barel.
Harga emas spot menyentuh rekor baru US$3.647,23 per troi ons, didukung ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed dalam waktu dekat.