kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.260.000   -26.000   -1,14%
  • USD/IDR 16.742   20,00   0,12%
  • IDX 8.244   1,89   0,02%
  • KOMPAS100 1.150   0,80   0,07%
  • LQ45 842   0,17   0,02%
  • ISSI 285   -0,42   -0,15%
  • IDX30 442   1,29   0,29%
  • IDXHIDIV20 509   -1,90   -0,37%
  • IDX80 129   0,23   0,18%
  • IDXV30 135   -1,06   -0,78%
  • IDXQ30 141   0,12   0,08%

Bursa Saham Asia Melemah Tertekan Kekhawatiran Valuasi yang Terlalu Tinggi


Rabu, 05 November 2025 / 08:10 WIB
Bursa Saham Asia Melemah Tertekan Kekhawatiran Valuasi yang Terlalu Tinggi
ILUSTRASI. Pedagang Korea Selatan bekerja di Hana Bank di Seoul, Korea Selatan, 6 Agustus 2024. Indeks Harga Saham Gabungan Korea Selatan (KOSPI) naik 80,60 poin, atau 3,30 persen, dan ditutup pada 2.522,15. Matrix Images/Lee Sang-hoon


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Bursa saham Asia kembali melemah pada perdagangan Rabu (5/11/2025), mengikuti tekanan jual di Wall Street setelah kekhawatiran atas valuasi saham yang dinilai terlalu tinggi mengguncang sentimen investor.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,8%, dipimpin kejatuhan saham Korea Selatan yang merosot 4,1%. Sementara itu, kontrak berjangka indeks S&P 500 AS (e-mini futures) melemah 0,4% setelah indeks acuan tersebut anjlok 1,2% pada perdagangan sebelumnya.

“Pasar saham hari ini benar-benar berwarna merah. Hampir tidak ada alasan untuk membeli,” ujar Chris Weston, Kepala Riset Pepperstone Group di Melbourne. Weston menambahkan bahwa sSampai mendekati laporan kinerja Nvidia pada 19 November, pasar tampaknya kekurangan katalis jangka pendek

Baca Juga: Ketegangan Global Mereda, Bursa Saham Asia Terlihat Lega

Penurunan ini terjadi setelah indeks-indeks utama di Wall Street sempat mencetak rekor tertinggi. Namun, komentar para eksekutif bank besar seperti Morgan Stanley dan Goldman Sachs yang mempertanyakan keberlanjutan valuasi tinggi tersebut memicu aksi ambil untung.

Sebelumnya, CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, juga telah memperingatkan potensi koreksi signifikan di pasar saham AS dalam enam bulan hingga dua tahun ke depan. 

Peringatan ini muncul di tengah euforia terhadap saham-saham berbasis kecerdasan buatan (AI) generatif yang telah mendorong reli besar sepanjang tahun, dan kini mulai dibandingkan dengan gelembung dot-com awal 2000-an.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 merosot 2,5%, dengan saham SoftBank Group anjlok hingga 10%.

Baca Juga: Bursa Saham Asia Melemah, Kekhawatiran Ekonomi Global Makin Menguat

Dari pasar valuta asing, dolar AS melemah 0,2% terhadap yen menjadi ¥153,41 setelah rilis risalah rapat kebijakan Bank of Japan bulan September. Namun, indeks dolar AS sempat menyentuh level tertinggi dalam lima bulan di posisi 100,25.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun tipis ke 4,0697% dari 4,091% pada penutupan perdagangan Selasa.

Dari pasar kripto, Bitcoin sempat turun di bawah US$100.000 untuk pertama kalinya sejak Juni, sebelum berbalik naik tipis 0,2% ke US$100.499,70. Harga emas juga mencoba rebound setelah tiga hari berturut-turut melemah, naik 0,1% ke US$3.936,48 per ons.

Baca Juga: Bursa Saham Asia Menguat Seiring Negosiasi Dagang AS-Kanada Berlanjut

Sementara itu, nilai tukar euro terhadap dolar stabil di level US$1,1484 setelah sempat menyentuh posisi terendah tiga bulan. Harga minyak Brent juga bergerak datar di US$64,44 per barel. 

Selanjutnya: Perang Teknologi Babak Baru: Trump Larang China Dapat Chip AI Tercanggih Nvidia

Menarik Dibaca: Asing Catatkan Net Buy Rp 305 Miliar (4/11), Ini Saham Pilihannya




TERBARU

[X]
×