Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Investor di Cina bakal merasakan perombakan besar-besaran pasar saham di negaranya mulai dari pengendalian risiko, marjin pembiayaan, penjaminan saham, hingga dana yang di perdagangan di bursa.
Untuk pertama kalinya dalam. Satu dekade terakhir, beberapa emiten di Bursa Shenzen diperbolehkan untuk mengalami pergerakan hingga 20% dalam satu sesi perdagangan. Melonjak dua kali lipat dari batas yang ditentukan sejak 1996 atau ketika bursa ada.
Baca Juga: Sedang siaga tempur, militer India atau China yang paling kuat
Pada 3 Februari 2020 ada lebih dari 3.000 emiten di Cina yang harganya anjlok hingga 20% saat pertama kali berita soal pandemi merebak global. Aturan ini sendiri bakal berlaku untuk indeks ChiNext yang fokus terhadap emiten-emiten teknologi, pasar senilai US$ 1 triliun dimana spekulasi kencang merebak.
Sejumlah emiten besar macam Contemporary Amperex Technology Co, Wens Foodstuffs Group juga bakal masuk dalam ketentuan ini, mengikuti sejumlah emiten di indeks FTSE CHina A50, atau CSI 300 indeks. Sementara belum ada jadwal terkait implementasi anyar ini, sejumlah pengelola dana, broker, dan investor mulai bersiap menghadapi peningkatan volatilitas.
Li Changmin dari Cnowball Wealth misalnya akan mulai memperketat portofolio reksa dananya dan menyisakan uang tunai sebagai antisipasi jatuhnya harga saham akibat ketentuan baru ini.
“Jangan meremehkan perluasan pembatasan perdagangan harian, ketentuan baru ini akan menguji pengendalian risiko perdagangan, dan pasti akan ada lonjakan volatilitas pasar saat aturan ini diterapkan,” kata Li.
Baca Juga: Menteri Luar Negeri AS bertemu diplomat top China, ini isi pembicaraannya
Sementara salah satu broker terbesar di China Everbright Securities berharap ketentuan baru ini bakal memperluas volume perdagangan ETF yang didominasi investor ritel terhadap emiten-emiten ChiNext. broker lainnya juga memprediksi akan terjadi lonjakan marjin pembiayaan.