Sumber: South China Morning Post | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kendaraan listrik (EV) asal Tiongkok, BYD, memproyeksikan ekspor akan menyumbang sekitar 20% dari total penjualan global pada 2025.
Perusahaan yang berbasis di Shenzhen ini memperkirakan pengiriman internasional mencapai 800.000 hingga 1 juta unit, dari total target penjualan 4,6 juta unit tahun ini.
Menurut Li Yunfei, General Manager Branding dan PR BYD, kontribusi ekspor akan semakin meningkat di tahun-tahun mendatang. Pada 2024, penjualan luar negeri BYD masih di bawah 10% dari total 4,26 juta unit.
Armada Kapal Angkut dan Ekspansi Produk
Kenaikan ekspor BYD didukung oleh armada kapal pengangkut mobil milik sendiri. Saat ini, perusahaan mengoperasikan delapan kapal besar, dengan kapasitas terbesar mencapai 9.200 kendaraan. Armada tersebut melayani rute laut dari Tiongkok menuju pasar utama seperti Eropa dan Asia Tenggara.
Baca Juga: BYD Geser Tesla di Pasar Mobil Listrik Eropa, Penjualan Naik 3 Kali Lipat
BYD juga berencana memperluas portofolio produk internasional dengan menghadirkan seluruh model yang dikembangkan di Tiongkok ke pasar global.
Ekspansi di Eropa dan Pabrik Baru di Hungaria
Dalam upaya memperkuat kehadiran di Eropa, BYD menargetkan untuk melipatgandakan jumlah showroom menjadi 2.000 unit pada 2026. Perusahaan juga berambisi membangun rantai pasok lokal lengkap untuk mendukung produksi di benua tersebut.
Pabrik perakitan di Hungaria, dengan kapasitas tahunan 150.000 unit, dijadwalkan mulai beroperasi awal 2026. Selain itu, BYD telah memiliki fasilitas produksi di Thailand dan Brasil.
Lonjakan Penjualan dan Dominasi Pasar
Pada kuartal II 2025, pengiriman internasional BYD melonjak 145% dibanding tahun sebelumnya, mencapai 258.182 unit, atau naik 25,3% dibanding kuartal sebelumnya. Penjualan luar negeri menyumbang 22,5% dari total penjualan BYD dalam periode tersebut.
Pencapaian ini bahkan melampaui target ambisius yang ditetapkan Beijing melalui strategi industri Made in China 2025, yang mengharapkan dua produsen EV terbesar Tiongkok mampu menjual lebih dari 10% kendaraan mereka ke pasar global.
Tantangan di Pasar Domestik
Meski dominan di pasar global, BYD juga menghadapi persaingan ketat di dalam negeri. Sekitar 50 produsen EV Tiongkok masih merugi dan bersaing melalui perang harga.
Baca Juga: Rupanya Ini Alasan Warren Buffett Jual Seluruh Saham BYD
Pemerintah Tiongkok turun tangan pada Mei 2025, dengan mengancam sanksi bagi produsen yang memicu diskon besar-besaran, guna menstabilkan pasar.
“Industri EV domestik sudah memasuki tahap di mana pemerintah perlu memperketat pengawasan,” kata Li Yunfei.
Strategi Promosi dan Budaya Balap
Sebagai pemimpin industri, BYD juga gencar mempromosikan budaya EV. Pada Agustus 2025, perusahaan membuka sirkuit segala medan di Zhengzhou, Henan. Fasilitas ini mencakup lintasan off-road, bukit pasir buatan, hingga kolam rendaman untuk memamerkan performa kendaraan listrik dalam kondisi ekstrem.
“Sebagai pemimpin industri, BYD harus melakukan sesuatu yang bermakna untuk mempromosikan EV,” ujar Li Yunfei. “Budaya balap dapat menunjukkan performa dan kemampuan mobil kami saat diuji di batas maksimalnya.”