Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Apalagi, setelah datangnya serangan pada September 2019 lalu membuat pasokan produksi minyak sebanyak 5,7 juta barel per hari lumpuh, angka tersebut merupakan lebih dari 5% pasokan minyak global. Eksekutif Aramco bersikeras bahwa serangan tersebut tidak akan berdampak pada rencananya untuk melantai di bursa.
Pemulihan penuh dari hasil minyak seperti yang dinyatakan Menteri Energi Pangeran Abdulaziz bin Salman pada 3 Oktober 2019 dinilai sebagian orang di sisi lain terlihat meningkatkan citra perusahaan.
Baca Juga: Duh, Trump bilang, Turki dan Kurdi seperti dua anak yang harus bertarung
"Hasil Q3 sangat baik, mereka ingin memperbarui analisis dan memasarkan IPO setelah angka Q3 2019 keluar," kata sumber Reuters. Kemungkinan besar, rencana IPO ini bakal menjadi topik hangat di pasar saham secara internasional.
Hal ini didorong pula oleh penunjukan Yasir al-Rumayyan sebagai ketua Aramco, sekutu dekat dengan Pangeran Mohammed dan mantan bankir investasi. Sejumlah bank juga telah diberi peran untuk mengatur pencatatan.
Investor Saudi melihat IPO sebagai kesempatan untuk memiliki bagian dari permata mahkota kerajaan dan kesempatan untuk menunjukkan patriotisme setelah serangan.