Sumber: Inc. | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Menjaga sikap optimisme di tengah situasi buruk bukanlah hal mudah. Namun orang yang rasional dan optimistis berdasarkan data dan fakta tidak mengabaikan persoalan serius, tapi dengan tetap merayakan kemenangan kecil, mereka dapat mendorong kemajuan keluar dari situasi buruk.
Sikap itulah tampaknya yang dimiliki para miliarder dunia seperti Bill Gates dan Warren Buffett.
Mengutip Inc, Jumat (12/3), Bill Gates misalnya, mengatakan, optimistme merupakan kekuatan super (superpower). Gates percaya bahwa membangun cara berpikir optimis, utamanya pada masa-masa sulit, merupakan hal penting untuk meraih kesuksesan jangka panjang.
Dalam buku terbarunya, "How to Avoid a Climate Crisis", Gates mengatakan bahwa perubahan iklim akan menjadi bencana besar bagi manusia. Namun dalam buku itu, Gates menulis bahwa setelah ia mempelajari tentang iklim dan teknologi, ia optimistis bahwa manusia dapat menghindari bencana iklim.
Baca Juga: Akhirnya, Warren Buffett bergabung dengan klub eksklusif US$ 100 miliar
Gates bukanlah seorang optimistis buta. Gates yang optimistis itu tidak sabar menggunakan sejarah dan data untuk mengisi energi positifnya.
Bacalah buku-buku sejarah
Gates memiliki perspektif jangka panjang karena dia adalah pembaca buku sejarah yang rakus. Gates melihat masa depan yang cerah karena dia tahu seberapa jauh kita telah berhasil.
Selama KTT virtual pada Oktober 2020, Gates mengakui bahwa pandemi virus corona telah memberikan kemunduran besar pada kemajuan kesehatan global selama 20 tahun.
Sahabat Gates, Warren Buffett, juga memberikan pelajaran sejarah kepada para audiensnya, ketika dia ditanya bagaimana mempertahankan optimisme yang tak tergoyahkan.
Pada 2008, Buffett menyadari bahwa krisis keuangan mengejutkannya. Namun Buffett tetap tenang dengan mengandalkan pengetahuannya yang mendalam tentang sejarah.
Baca Juga: MacKenzie Scott mantan istri Jeff Bezos menikah dengan seorang guru di Seattle