Sumber: CNBC | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Miliarder dan pendiri Microsoft Bill Gates tercatat menyumbang US$ 35 miliar atau setara Rp 490 triliun (1US$=Rp 14.000) tahun ini, kendati begitu tidak terlihat penurunan signifikan pada nilai kekayaan pribadinya.
Mengutip CNBC, Minggu (24/11), kekayaan Gates tercatat bertambah US$ 16 miliar atau setara Rp 224 triliun, tahun ini, meskipun pada tahun ini juga, Gates menyumbang lebih dari US$ 35 miliar kekayaannya untuk amal, menurut Bloomberg.
Baca Juga: Duh, Bill Gates dianggap ketinggalan zaman oleh anak-anaknya
Kenaikan kekayaan ini membawa kekayaan Gates menjadi US$ 106 miliar atau setara Rp 1.484 triliun, kekayaan terbesar kedua di dunia, di belakang Jeff Bezos pendiri Amazon.
"Kami tidak defensif, sebagian besar kami simpan dalam bentuk cash atau semacamnya, " kata Gates kepada Bloomberg Television, Selasa. Ia menambahkan, strategi investasinya adalah menginvestasikan lebih dari 60% kekayaannya dalam bentuk ekuitas.
Artinya bila 60% dalam bentuk ekuitas, berarti sekitar US$ 60 miliar kekayaan Gates disimpan dalam bentuk saham atau dana indeks.
Ini merupakan strategi investasi yang agresif bagi seorang yang kaya seperti Gates. Sebab bila dilihat rata-rata portofolio kantor keluarga orang Amerika Utara, 32% dari aset mereka disimpan di saham pada 2018, seperti dilaporkan Campden Wealth.
Baca Juga: Bos Amazon Jeff Bezos bukan lagi orang terkaya dunia
Biasanya, para investor mendiversifikasikan kekayaan mereka dalam bentuk aset seperti obligasi pemerintah dan real estate.
Kegiatan amal Gates dilakukan terutama melalui The Bill and Melinda Gates Foundation. Yayasan ini bekerja untuk mengatasi ketimpangan dalam kesehatan dan pendidikan di seluruh dunia, krisis iklim dan kelaparan dunia.
Organisasi ini bekerja di dalam negeri untuk memastikan bahwa semua siswa lulus dari sekolah menengah.
Perencana keuangan bersertifikat Douglas Bonerpart, Presiden dan Pendiri Bone Fide Wealt di New York memperingatkan bahwa setiap orang punya cara tersendiri dalam berinvestasi.
Artinya, tidak berarti ketika seorang miliarder mengalokasikan asetnya ke sektor tertentu, maka semua orang harus mengikutinya.
Baca Juga: Bill Gates kembali menjadi orang terkaya dunia menyingkirkan Jeff Bezos
"Apakah itu seorang miliarder, CEO atau yayasan, Anda harus ingat bahwa mereka berinvestasi menurut tujuan mereka sendiri," ujarnya.
Maka ia menyarankan agar setiap orang berinvestasi menurut tujuan mereka sendiri. Termasuk toleransi terharap risiko investasi. Jika Anda seorang investor muda, dan tidak akan membutuhkan uang selama beberapa dekade, Anda bisa berinvestasi lebih agresif.
"Anda bisa memiliki hingga 100% dalam bentuk ekuitas," kata Boneparth.
Baca Juga: Bos Amazon Jeff Bezos dikabarkan tertarik mengakuisisi NFL's Seattle Seahawks
Namun bagi mereka yang pra pensiun atau pensiunan, mungkin perlu berinvestasi lebih sedikit di saham untuk mengurangi risiko dalam portofolio mereka. "Sebab mereka mengandalkan aset-aset itu untuk membayar pensiun mereka," ujarnya.