Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pada pekan ini, China resmi meluncurkan program visa baru bernama Visa K. Visa ini ditujukan untuk menarik talenta teknologi asing, khususnya lulusan muda di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).
Melansir Reuters, langkah ini dipandang sebagai strategi Beijing memperkuat posisinya dalam rivalitas geopolitik dengan Amerika Serikat, di tengah kebijakan baru Washington yang memperketat aturan visa kerja H-1B.
Meski China memiliki banyak insinyur lokal, program ini dirancang untuk menunjukkan keterbukaan terhadap investasi dan talenta asing.
Beijing sebelumnya juga meluncurkan sejumlah kebijakan untuk memikat investor, termasuk pembukaan sektor baru bagi asing serta pembebasan visa untuk warga sebagian besar negara Eropa, Jepang, dan Korea Selatan.
“Simbolismenya kuat: ketika AS menaikkan hambatan, China justru menurunkannya,” kata Matt Mauntel-Medici, pengacara imigrasi asal Iowa.
Visa K yang diumumkan pada Agustus lalu ini memungkinkan para professional asing untuk masuk, tinggal, dan bekerja di China tanpa perlu penawaran kerja dari perusahaan, menjadikannya alternatif menarik bagi tenaga asing yang kesulitan masuk ke AS.
Sebaliknya, AS baru-baru ini mengumumkan biaya baru US$ 100.000 per tahun untuk visa kerja H-1B — visa yang selama ini banyak digunakan perusahaan teknologi AS untuk merekrut pekerja asing terampil. Kebijakan ini dinilai memperburuk peluang pelamar baru.
Baca Juga: Korea Selatan Buka Akses Bebas Visa bagi Turis Grup dari China
India, yang tahun lalu menjadi penerima manfaat terbesar H-1B dengan 71% dari total persetujuan, disebut akan mencari alternatif seperti Visa K China.
Meski demikian, sejumlah pertanyaan masih menggantung terkait detail Visa K, termasuk soal usia, latar pendidikan, pengalaman kerja, fasilitas permanen, hingga peluang sponsor keluarga. Hambatan bahasa juga dianggap menjadi kendala besar, mengingat sebagian besar perusahaan teknologi China beroperasi dengan bahasa Mandarin.
Analis menilai, walaupun China belum tentu mengubah kebijakan imigrasinya secara drastis, keberadaan Visa K tetap bisa meningkatkan daya saing Beijing dalam perebutan talenta global.
Tonton: AS Mengerek Biaya Visa Kerja Berlaku Bagi Pengurus Visa Baru
“Jika China bisa menarik sebagian kecil saja dari talenta teknologi dunia, itu sudah cukup untuk membuatnya lebih kompetitif di teknologi mutakhir,” kata Michael Feller, Chief Strategist Geopolitical Strategy.