kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Catat 200.000 kasus Covid-19, PM Jepang enggan umumkan status darurat nasional


Selasa, 22 Desember 2020 / 14:04 WIB
Catat 200.000 kasus Covid-19, PM Jepang enggan umumkan status darurat nasional
ILUSTRASI. Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga.


Sumber: Kyodo | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga pada harin Senin (21/12) masih enggan mengumumkan status darurat nasional meskipun jumlah infeksi Covid-19 di Jepang telah mencapai 200.000.

Bukan hanya jumlahnya yang terus bertambah, para ahli kesehatan yang bertugas juga telah memperingatkan bahwa sistem medis saat ini mulai kesulitan.

Jepang mencatat rekor terbaru pada hari Senin lalu dengan total 2.154 orang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 dalam satu hari.

Dikutip dari Kyodo, Suga mengatakan pemerintah justru mungkin akan meminta restoran dan bar untuk lebih mempersingkat jam kerja dalam upaya untuk mengekang penyebaran virus corona di Jepang.

Hingga saat ini Suga bersikeras enggan mengikuti keputusan pendahulunya, Shinzo Abe, yang pada bulan April lalu mengumumkan status darurat nasional dan membatasi segala aktivitas warga. Suga bersumpah untuk mencapai keseimbangan antara memerangi pandemi dan memulai kembali aktivitas ekonomi.

Baca Juga: Anggaran militer Jepang melonjak hampir US$ 52 miliar, ini daftar belanjanya

Hasil jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa tingkat persetujuan kabinetnya mulai turun di tengah ketidakpuasan publik dengan kebijakan terkait Covid-19 yang diambil Suga. 

Terkait dengan vaksin, pemerintah Jepang menjanjikan untuk mendapatkan vaksin yang cukup pada paruh pertama tahun 2021. Jepang akan memesan vaksin Covid-19 dari Pfizer dan AstraZeneca, masing-masing sebanyak 120 juta dosis untuk sekitar 126 juta penduduk Negeri Sakura.

Tepat pada hari Senin, jumlah kasus infeksi Covid-19 secara nasional mencapai 200.000, naik dua kali lipat dalam waktu kurang dari dua bulan. Kyodo mencatat bahwa angka 100.000 kasus baru terjadi setelah 9 bulan sejak kasus pertama. Kasus kematiannya sendiri untuk saat ini masih di bawah angka 3.000.

Tokyo sebagai wilayah tersibuk menyumbang setidaknya seperempat dari total kasus nasional. Sejak Kamis (17/12) pemerintah Tokyo mulai menaikkan tingkat kewaspadaannya setelah mencatat 822 kasus baru dalam satu hari.  Pada hari Senin, Tokyo mencatat 392 kasus baru sehingga total kasus sejauh ini menyentuh angka 51.838.

Selanjutnya: Simak penjelasan WHO tentang mutasi virus corona yang diperkirakan lebih mematikan




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×