kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cegah corona, segudang insentif buat pekerja China yang tidak mudik Imlek


Sabtu, 16 Januari 2021 / 00:00 WIB
Cegah corona, segudang insentif buat pekerja China yang tidak mudik Imlek


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Khawatir lonjakan kasus virus corona baru, kehilangan keuntungan, dan kemungkinan lockdown, pemerintah daerah serta pabrik-pabrik di China menawarkan banyak insentif untuk membujuk pekerja tidak mudik pada liburan Tahun Baru Imlek.

Liburan Tahun Baru Imlek biasanya memperlihatkan mayoritas dari 280 juta pekerja migran pedesaan di China, serta jutaan pekerja kerah putih yang tinggal jauh dari rumah, melakukan perjalanan pulang kampung untuk bertemu keluarga.

Virus corona yang cepat menyebar selama liburan Tahun Baru Imlek tahun lalu, bagaimanapun, menjebak banyak pekerja di desa selama berbulan-bulan dan memaksa mereka menjalani karantina yang lama ketika mereka akhirnya kembali ke kota.

Ketika itu, pabrik-pabrik lumpuh, produksi anjlok, dan para pekerja kehilangan pendapatan selama berminggu-minggu.

Perusahaan biasanya membayar lebih kepada mereka yang bekerja selama liburan Tahun Baru Imlek. Tetapi tahun ini, pemerintah daerah dan perusahaan berharap lebih banyak pekerja yang menerima tawaran tersebut.

Baca Juga: Wabah corona bangkit lagi, begini upaya habis-habisan China membendungnya

Warga mengenakan masker di Beijing

Yang mudik jauh lebih rendah

Melansir Reuters, sebagian besar provinsi telah mengeluarkan pemberitahuan yang mendorong pekerja untuk tidak mudik, dengan alasan pentingnya pengendalian epidemi serta "menjamin stabilitas rantai industri dan pasokan".

Insentif termasuk pembayaran ekstra, hadiah, hiburan, perjamuan makan malam Tahun Baru gratis, dan pengaturan liburan.

Permintaan tenaga kerja di beberapa industri sudah tinggi. Pemulihan manufaktur China, sebagian didorong oleh permintaan dari konsumen di luar negeri yang mengalami pembatasan akibat pandemi, telah melampaui ekspektasi tahun ini, dengan pabrik-pabrik berjuang untuk mengisi kekurangan pekerja kerah biru.

Pemberitahuan dari Pemerintah Ningbo, kota pelabuhan dan pusat industri di Provinsi Zhejiang, mengatakan, penghentian produksi selama Tahun Baru Imlek di tengah permintaan luar negeri yang membara dapat "menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan".

Meskipun belum terlihat berapa banyak pekerja yang tetap bertahan tahun ini, badan perencana Pemerintah China memperkirakan, perjalanan liburan Tahun Baru Imlek tahun ini "jauh lebih rendah" dari biasanya. 

Baca Juga: 8 Bulan tanpa kasus, China catat kematian pertama akibat virus corona

Provinsi Jiangxi, sumber utama pekerja migran, memproyeksikan, perjalanan liburan Tahun Baru Imlek 2021 hanya sekitar 60% dari 2019. Tahun Baru Imlek akan jatuh pada 12 Februari nanti.

Sebuah perusahaan bahan kimia di Zhejiang mengatakan kepada media lokal, 85% pekerjanya berencana untuk tidak mudik tahun ini, terpikat dengan gaji dua kali lipat per jam dan hadiah tambahan 500 yuan (US$ 77) untuk kehadiran selama libur Tahun Baru Imlek.

Peningkatan perjalanan saat ini juga meningkatkan risiko infeksi virus corona, yang sebagian besar telah padam di sebagian besar negeri tembok raksasa.

China melaporkan lonjakan harian terbesar dalam kasus baru virus corona dalam lebih dari 10 bulan terakhir pada Jumat (15/1), karena infeksi di Provinsi Heilongjiang melonjak hampir tiga kali lipat. Lebih dari 28 juta orang telah ditempatkan di bawah karantina rumah di provinsi Utara China.

Warga mengenakan masker di Beijing

Baca Juga: Ekspor China tumbuh lebih tinggi dari perkiraan pada Desember 2020, impor naik pesat

Mudik terlalu berisiko

Wang Zhishen, yang bekerja di sebuah pabrik peti kemas di Dongguan, pusat ekspor, bilang, dia mungkin tidak akan mudik jika tempat kerjanya tetap buka, meski telah membeli tiket kereta untuk pulang kampung ke Provinsi Gansu, 2.000 km jauhnya.

"Bagaimana jika Anda tidak beruntung dan tertular dalam perjalanan pulang kampung? Maka seluruh keluarga Anda mungkin sakit," katanya kepada Reuters.

"Jika pabrik saya tidak akan tutup selama liburan, saya pikir saya akan tinggal di Dongguan saja. Pulang ke rumah terlalu berisiko," ujar dia.

Bagi sebagian orang, terutama mereka yang tidak memiliki majikan yang dapat menawarkan hadiah dan jaminan kerja selama liburan, berkumpul kembali dengan keluarga masih sepadan dengan risikonya.

Di Stasiun Kereta Beijing minggu ini, seorang pekerja migran berusia 64 tahun bermarga Wang, yang bekerja sebagai pekerja konstruksi di ibu kota, bergegas kembali ke desanya di Provinsi Shandong sebelum masuk ke dalam penguncian.

"Tidak ada jalan lain. Kita harus kembali sebelum itu. Kita punya keluarga di rumah," katanya kepada Reuters, setelah tiba di stasiun, tujuh jam sebelum keretanya meninggalkan Beijing.

Selanjutnya: China lockdown 4 kota, 28 juta orang jalani karantina rumah




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×