Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Warga di China berbondong-bondong membeli minyak goreng dengan panik (panic buying).
Hal ini terjadi setelah pemerintah mengumumkan penyelidikan tingkat tinggi terhadap keamanan pangan di tengah laporan bahwa kapal tanker yang sebelumnya digunakan untuk mengangkut bahan kimia industri telah diubah fungsinya menjadi angkutan minyak goreng, tanpa dibersihkan terlebih dulu.
Melansir Radio Free Asia, potongan video yang diposting oleh pengguna media sosial di provinsi tengah Henan menunjukkan banyak warga bergegas membeli minyak impor dan minyak hasil perasan tangan di jaringan Supermarket Pangdonglai.
Alhasil, minyak kacang perasan terjual habis pada tanggal 10 Juli di cabang Times Square di kota Xuchang.
“Minyak kacang telah terjual habis, dan minyak bunga matahari hanya bertahan beberapa jam, dan sekarang stoknya akan habis selama seminggu,” kata seorang pembeli dalam sebuah video di media sosial X.
“Masyarakat mengantri di Pangdonglai untuk membeli minyak goreng perasan yang baru datang,” sahut yang lain.
Liu Li, warga kota Zhengzhou di Henan, mengatakan banyak orang sekarang lebih memilih membeli minyak dari pabrik kecil yang menjual minyak perasan.
Baca Juga: China Berjanji untuk Modernisasi Industri dan Sejumlah Reformasi Lainnya
“Minyak yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan kecil sebenarnya cukup sehat dan ramah lingkungan,” kata Liu kepada RFA Mandarin dalam sebuah wawancara pada hari Jumat.
Pembeli lainnya berebut membeli alat pemeras minyak untuk membuat minyak goreng sendiri di rumah, dengan lebih dari 1.600 postingan terlihat di Xiaohongshu pada hari Jumat dengan topik minyak hasil perasan rumahan.
Beberapa orang mengatakan mereka akan pergi ke Hong Kong untuk mendapatkan minyak goreng.
“Nanti, saya akan naik kereta bawah tanah ke Hong Kong untuk membeli minyak goreng,” tulis salah satu komentar di Douyin, dengan komentar serupa muncul di Xiaohongshu.
Panic buying minyak goreng yang “aman” terjadi setelah Kantor Keamanan Pangan Dewan Negara meluncurkan penyelidikan pada tanggal 9 Juli sebagai tanggapan terhadap laporan di Beijing News, yang memperingatkan bahwa perusahaan yang bertindak secara ilegal dan orang-orang yang bertanggung jawab akan dihukum berat sesuai hukum yang berlaku.
Baca Juga: Ini Cara Filipina dan China untuk Menangani Pertikaian di Laut China Selatan
The Beijing News melaporkan dalam penyelidikan rahasia awal pekan ini bahwa sudah menjadi "rahasia umum" di industri transportasi bahwa kapal tanker yang dulunya berisi produk petrokimia digunakan untuk mengangkut minyak goreng tanpa dibersihkan terlebih dahulu.
China mempunyai peraturan yang ketat untuk pembersihan kapal tanker yang digunakan untuk mengangkut minyak nabati. Namun, menurut laporan tersebut, peraturan tersebut tampaknya tidak dipatuhi secara luas.
“Umumnya, tangki tidak dicuci,” kata seorang pengemudi kepada media China ketika skandal itu terungkap.
“Biasanya mereka hanya akan melihat dua bukaan tersebut dan membersihkannya,” kata pengemudi tersebut. “Pabrik-pabrik kecil tidak peduli, dan bahkan tidak melihatnya.”
Surat kabar tersebut mengutip profesor ilmu pangan Universitas Pertanian China, Zhu Yi, yang mengatakan bahwa produk petrokimia dapat beracun bagi manusia dan menyebabkan kerusakan pada sistem pernapasan dan pencernaan mereka.
Jurnalis yang berbasis di AS, Wang Jian, mengatakan China tidak asing dengan skandal keamanan pangan, dan menyalahkan “kemerosotan moral” di sektor makanan dan transportasi.
Wang mengatakan masih harus dilihat apakah penyelidikan Dewan Negara akan menghasilkan perubahan yang berarti.
Baca Juga: Harga Minyak Bergerak Tipis karena Pelemahan Ekonomi China
Pukulan terbaru pemerintah China
Mengutip BBC, kasus ini merupakan pukulan terbaru terhadap kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah China dalam menegakkan standar keamanan pangan.
Kontroversi ini telah menjadi trending topik utama di media sosial China dalam beberapa hari terakhir.
Di media sosial Weibo, terdapat puluhan ribu postingan tentang skandal tersebut, yang telah ditonton jutaan kali.
“Keamanan pangan adalah isu yang paling penting,” sebuah komentar yang disukai lebih dari 8.000 kali.
Komentar lain mengatakan: “Sebagai orang biasa, bertahan hidup di dunia ini sendiri sudah merupakan hal yang luar biasa.”
Banyak yang membandingkannya dengan skandal susu Sanlu pada tahun 2008, di mana sekitar 300.000 anak jatuh sakit dan setidaknya enam orang meninggal setelah meminum susu bubuk yang terkontaminasi dengan bahan kimia melamin industri tingkat tinggi.
“Ini jauh lebih buruk daripada skandal Sanlu, ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan pernyataan,” komentar seorang pengguna.