Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Angkatan bersenjata China kemungkinan bakal meluncurkan serangkaian senjata baru dalam parade militer di Beijing pekan depan, saat Presiden Xi Jinping menunjukkan program modernisasi militernya yang ambisius.
Reuters melaporkan, rudal-rudal canggih China akan menjadi daya tarik utama pada parade yang berlangsung 1 Oktober nanti untuk menandai tujuh dekade Komunis Tiongkok. Banyak dari peluru kendali itu dirancang untuk menyerang kapal induk dan pangkalan militer.
Salah satunya, rudal jelajah berjulukan "pembawa pembunuh" Dongfeng-21D (DF-21D), yang China sebut bisa menghantam kapal perang dalam jarak hingga 1.500 kilometer. Lalu, rudal jarak menengah DF-26, si "pembunuh Guam", yang mengacu pada pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Kepulauan Pasifik.]
Baca Juga: Ulang tahun ke-70: China butuh kepemimpinan yang kuat atau akan hancur
Tapi, perhatian media pemerintah China tertuju pada rudal balistik antarbenua DF-41, yang bisa membawa beberapa hulu ledak nuklir sekaligus dan mencapai tanah negeri uak Sam.
China juga telah membuat langkah cepat dalam mengembangkan rudal hipersonik, yang beken dengan nama DF-17. Secara teoritis, rudal ini bisa bermanuver tajamĀ berkali-kali pada kecepatan suara. Ini semakin memperkuat jangkauan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Sam Roggeveen, Direktur Program Keamanan Internasional Lowy Institute yang bermarkas di Sydney, mengatakan, tidak ada pertahanan yang bisa mengadang serbuan rudal-rudal hipersonik, selain menyerang peluncurnya. Yang berarti, menyerang daratan China.
"Rudal terutama rudal jarak menengah dan menengah sangat penting bagi strategi anti-access and area-denial, yang merupakan jantung dari strategi PLA untuk melawan kekuatan udara dan maritim AS di Asia," kata Roggeveen kepada Reuters, Jumat (27/6)
China menyatakan, sekitar 15.000 personel dan lebih dari 160 pesawat akan ikut dalam prosesi parade tersebut. Ini menjadikannya lebih besar dari parade di Beijing pada 2015 lalu yang merayakan peringatan ke-70 akhir Perang Dunia Kedua.
Baca Juga: AS jatuhkan sanksi ke Tiongkok, China: Kerjasama dengan Iran adalah sah dan legal!
Tapi, para pejabat China menyebutkan, parade pada Selasa depan tidak dimaksudkan sebagai latihan "melenturkan otot".
Menurut Juru Bicara Kementerian Pertahanan China Ren Guoqiang, dunia bukan tempat yang aman. Jadi, "PLA harus sepenuhnya dipersiapkan dan menunggu waktu untuk berperang," katanya, Kamis (26/9), seperti dikutip Reuters.