Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. China berencana memesan ratusan pesawat buatan Airbus pada bulan Juli. Ini bertepatan dengan kunjungan para pemimpin Eropa ke Beijing untuk merayakan 50 tahun hubungan diplomatik antara China dan Uni Eropa.
Menurut sumber Bloomberg, diskusi sedang berlangsung antara pemerintah China dan maskapai dalam negeri mengenai jumlah pesawat yang akan dipesan. Jumlahnya diperkirakan mencapai sekitar 300 unit, bahkan ada kemungkinan mencapai antara 200 hingga 500 pesawat. Jenis pesawat yang akan dipesan meliputi model berbadan sempit (narrowbody) dan berbadan lebar (widebody).
Namun, pembicaraan ini masih bisa berubah atau tertunda, tergantung bagaimana negosiasi berlangsung. Airbus menolak memberikan komentar, sementara otoritas penerbangan China juga belum memberikan tanggapan.
Baca Juga: Alarm Global Memanas, Pembatasan Ekspor Mineral Kritis China Ancam Produksi Otomotif
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Friedrich Merz akan mengunjungi Beijing bulan depan. Kedua negara ini adalah pemilik saham utama di Airbus. Jika kesepakatan pembelian terjadi, hal ini bisa menjadi langkah strategis Presiden China Xi Jinping untuk menunjukkan posisi China dalam persaingan dagang dengan Amerika Serikat.
China dan AS saat ini berselisih soal aturan perdagangan. Jika hubungan membaik, produsen pesawat asal AS, Boeing, bisa saja mendapatkan kembali peluang bisnis di China. Boeing adalah eksportir terbesar dari Amerika, namun sejak 2017 belum mendapatkan pesanan besar dari China karena ketegangan perdagangan dan masalah teknis pada pesawatnya, terutama Boeing 737 Max.
Pada April 2025, pemerintah China bahkan meminta maskapai lokal untuk menghentikan pengiriman pesawat Boeing. Sebaliknya, hal ini membuat Airbus lebih unggul di pasar China, yang sebelumnya cukup seimbang antara dua produsen besar dunia itu.
Pesawat berbadan lebar akan menjadi bagian penting dari pesanan baru ini. Salah satu tipe yang kemungkinan akan dipesan adalah A330neo, pesawat twin-aisle terkecil dari Airbus. Jumlah pesawat berbadan lebar dalam antrean pengiriman untuk maskapai China saat ini memang semakin menipis, karena Boeing sebelumnya lebih dominan di segmen ini.
Baca Juga: Airbus Kirim 71 Pesawat pada Maret, Total Kuartal I Sedikit Turun
Jika pesanan mencapai 500 pesawat, ini akan menjadi salah satu pesanan terbesar sepanjang sejarah bahkan lebih besar dari pesanan 300 pesawat Airbus oleh China pada 2022 yang nilainya sekitar US$ 37 miliar. Sebagai perbandingan, maskapai India Air India memesan 470 pesawat pada 2023, dan IndiGo mencatat rekor dengan memesan 500 pesawat Airbus pada pertengahan tahun itu.
Jika jadi kesepakatan ini kemungkinan akan dilakukan melalui badan pembelian pesawat milik pemerintah China, yang biasanya mewakili seluruh maskapai di negara tersebut dalam proses negosiasi.