Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Penjualan mobil listrik secara global loyo pada tujuh bulan pertama 2019. Mengutip Bloomberg pada Rabu (4/9), berdasarkan laporan Sanford C. Bernstein, penjualan bulanan mobil listrik di seluruh dunia turun 14% menjadi 128.000 unit.
Laporan ini menyatakan penjualan mobil listrik di China dan Amerika mengalami penurunan. Sedangkan di kawasan Eropa, penjualan mobil listrik masih bertumbuh.
Baca Juga: Bursa Asia naik terdongkrak data ekonomi China yang positif
Pencapaian kinerja penjualan mobil listrik pada Juli 2019 ini tercatat sebagai merupakan penurunan yang pertama kalinya dalam sejarah. Penurunan ini terjadi setelah China mengurangi subsidi pembelian kendaraan ramah lingkungan ini sejak 26 Juni lalu.
Negara tirai bambu ini merupakan produsen dan pasar mobil listrik terbesar di dunia. Pengurangan subsidi ini memberikan dampak dimana calon pembeli mengurungkan niat untuk memiliki kendaraan ini.
Hingga saat ini, kendaraan listrik hanya menyumbang beberapa persen dari pasar mobil. Para produsen mobil bertaruh segmen mobil listrik akan mampu mendorong pertumbuhan penjualan kendaraan di masa depan.
Baca Juga: Pemimpin Hong Kong Carrie Lam akan umumkan penarikan resmi undang-undang ekstradisi
Melambatnya permintaan akan gas guzzler telah menyebabkan penurunan pasar mobil di seluruh dunia. Bahkan penurunan paling besar dipimpin oleh penurunan di Tiongkok.
"Tidak mengherankan momentum pertumbuhan terhenti pada Juli di tengah pemotongan subsidi. Meskipun diperkirakan ada pelemahan jangka pendek pada semester kedua tahun ini, kami terus positif pada permintaan kendaraan listrik dalam jangka panjang,” kata analis Bernstein dalam laporan itu.
Tesla Inc. merupakan memimpin pasar mobil listrik penumpang dengan penjualan sekitar 20.000 unit pada bulan Juli. Lalu diikuti oleh BYD Co., yang merupakan merek China yang didukung oleh Warren Buffett.
Baca Juga: Bursa saham Hong Kong melejit 3% setelah pemerintah dikabarkan menarik RUU ekstradisi