Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Tingkat ekspor China bulan Maret secara tidak terduga turun 2,7% dari tahun sebelumnya. Ini menjadi penurunan ekspor pertama China sejak Februari 2017.
Mengutip Reuters, Jumat (13/4), data bea cukai China menunjukkan impor tumbuh melebihi harapan di level 14,4%. Namun, untuk pertama kalinya sejak Februari tahun lalu, negara eksportir terbesar di dunia ini mengalami defisit perdagangan dengan nilai US$ 4,98 miliar per Maret 2018.
Padahal, hasil survei Reuters terhadap sejumlah analis memperkirakan China akan mencatat surplus perdagangan sebesar $ 27,21 miliar pada bulan lalu. Namun, analis juga telah memprediksi pertumbuhan ekspor China bulan Maret hanya akan naik 10%. Angka ini jauh melambat dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 44,5%, karena ditopang faktor musiman.
Sementara, impor justru naik ke level 10%, setelah berhasil melambat menjadi 6,3% pada Februari lalu.
Kinerja perdagangan China tahun ini sejatinya dimulai dengan awal yang kuat lantaran mengalami rebound pada tahun lalu berkat permintaan yang berkelanjutan di dalam dan luar negeri. Untuk kuartal pertama, ekspor China masih mencatat pertumbuhan 14,1% dan impor juga naik 18,9%.
Adapun, prospek ekspor China tengah diselubungi perselisihan perdagangan dengan Amerika Serikat, sehingga berpotensi mengganggu pengiriman China dan rantai pasokannya. Sementara, pasar properti yang masih dingin dapat mengekang permintaan China untuk bahan baku impor seperti bijih besi