kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.396.000   29.000   1,23%
  • USD/IDR 16.745   14,00   0,08%
  • IDX 8.372   -16,57   -0,20%
  • KOMPAS100 1.158   -4,75   -0,41%
  • LQ45 841   -5,56   -0,66%
  • ISSI 292   0,59   0,20%
  • IDX30 441   -4,86   -1,09%
  • IDXHIDIV20 507   -6,07   -1,18%
  • IDX80 130   -0,51   -0,39%
  • IDXV30 137   -1,14   -0,82%
  • IDXQ30 140   -1,36   -0,96%

China Hancurkan 3.000 Ton Barang Merek Palsu, Ada Nike hingga Louis Vuitton


Jumat, 11 November 2022 / 04:52 WIB
China Hancurkan 3.000 Ton Barang Merek Palsu, Ada Nike hingga Louis Vuitton
ILUSTRASI. China menghancurkan sejumlah besar produk palsu yang mengaku berasal dari merek-merek ternama.


Sumber: VOA,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Pihak berwenang China pada Kamis (10/11/2022) menghancurkan sejumlah besar produk palsu yang mengaku berasal dari merek-merek seperti Nike dan Louis Vuitton. 

CCTV melaporkan, penghancuran barang palsu tersebut dilakukan pada sebuah acara yang diadakan di 17 provinsi dan kota.

Mengutip Reuters yang melansir CCTV, secara keseluruhan, ada 3.000 ton produk palsu senilai 500 juta yuan (US$ 69 juta) atau senilai Rp 1 triliun yang dihancurkan. 

Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar, dibongkar atau dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Barang-barang yang diangkut termasuk merek alkohol dalam kemasan dari Treasury Wine Estates dan produsen baijiu kelas atas Kweichow Moutai.

Dalam pernyataannya, Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar tidak menyebutkan merek apa saja yang dipalsukan dan dihancurkan dalam kegiatan tersebut. 

Baca Juga: Xi Jinping Minta Tentara China Fokus Latihan untuk Persiapan Perang, Ada Apa?

Namun, mengutip pejabat Sichuan Yang Xingping, dia yang mengatakan bahwa pemerintah telah memprioritaskan untuk menindak pelanggaran, dan secara paksa memperbaiki fenomena ilegal dan kacau di China.

“Operasi penghancuran” adalah bagian dari Pekan Publisitas Kebijakan Persaingan Sehat China 2022. 

Pameran publik seperti itu tidak jarang terjadi di negara ini, di mana produksi palsu tetap menjadi industri besar meskipun ada upaya untuk memberantasnya.

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) memperkirakan perdagangan global produk palsu mencapai US$ 464 miliar pada 2019 dan mengatakan ledakan e-commerce pada 2020-21 menyebabkan pertumbuhan besar dalam pasokan barang-barang tersebut. 

Baca Juga: Xiaomi Hadirkan Smartphone untuk Ciptakan Momen yang Lebih Berkesan

Melansir VOA News, data yang dirilis kantor perwakilan perdagangan AS pada Februari lalu menunjukkan, China terus menjadi sumber global utama produk palsu.  

Dengan adanya pandemi virus corona, terjadi pembatasan pergerakan sehingga berdampak pada pariwisata. Kondisi ini berdampak pada sejumlah pasar yang dikenal secara terbuka menjual barang palsu, di mana sangat sedikit pelaku usaha yang melakukan bisnis barang imitasi tersebut.

Tempat-tempat terkenal seperti itu termasuk MBK Shopping Mall, Pasar Jalan Patpong dan Soi Nana di Thailand.

Juga masuk dalam daftar adalah pasar fisik lainnya di seluruh dunia dengan reputasi lama sebagai pusat barang palsu. Ini termasuk Pasar Sentral di ibukota Kamboja, Phnom Penh; Pasar Anfu di provinsi Fujian China, yang mengkhususkan diri pada sepatu palsu; Pasar Sutra Beijing; Palika Bazaar dan Tank Road di New Delhi, India; Tepito seluas 80 blok persegi di Mexico City; dan Pasar Dubrovka Moskow, dengan sekitar 700 vendor.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×