Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Diplomat top China di Australia memperingatkan "bayangan" atas hubungan Beijing-Canberra. Sebab, Beijing kecewa dengan kegagalan sebuah perusahaan China mendapat persetujuan Australia untuk kesepakatan akuisisi.
Ketegangan antara Australia dan pasar ekspor utamanya, China, telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Terutama, setelah Canberra menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul virus corona baru.
Wang Xining, Wakil Kepala Misi China di Canberra, menepis kekhawatiran tentang upaya Tiongkok memengaruhi politik Australia. Pandangan China tersaji secara terbuka dan tidak memengaruhi pilihan orang atas sistem politik.
Baca Juga: Australia kerek anggaran pertahanan hingga Rp 10 triliun, untuk apa?
"Saya tidak melihat alasan untuk mengeluh tentang kerapuhan konstitusional dan kerentanan intelektual Anda," kata Wang kepada National Press Club, Rabu (26/8), seperti dikutip Reuters.
"Kita seharusnya tidak membiarkan hati yang dingin dan pikiran yang gelap membayangi kemitraan kita," ujar dia.
Tuduhan pemaksaan ekonomi
Minggu ini, China Mengniu Dairy menarik tawarannya atas perusahaan Australia, Lion Dairy and Drinks, unit dari Kirin Holding, Jepang, setelah media domestik melaporkan, Pemerintah Australia akan menolak langkah akuisisi itu.
Wang berharap, Australia akan memberikan lingkungan yang adil bagi investor China. Sebab, bukanlah tugas yang mudah untuk menjaga kemitraan China dengan Australia dalam kondisi yang baik.
"Sepasang suami istri tahu bahwa perpecahan antara suami dan istri melukai satu keluarga, perpecahan antara dua negara melukai jutaan orang," ungkap dia.
Baca Juga: China memulai penyelidikan anti dumping terhadap impor anggur dari Australia
Wang membantah tuduhan "pemaksaan ekonomi" mengenai tindakan China yang menargetkan beberapa ekspor Australia. Tapi, Beijing percaya dorongan Australia untuk penyelidikan tentang asal-usul virus "ditujukan hanya ke China".
"Proposal itu membantu Washington (Amerika Serikat) memberikan lebih banyak tekanan pada China," sebut dia.