Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, pada hari Minggu (31/10) menyebut bahwa laporan terbaru AS mengenai asal-usul Covid-19 tidak bisa dipercaya. Dalam laporan terbarunya, lagi-lagi AS menuding penyakit tersebut menyebar melalui kebocoran laboratorium.
Pada hari Sabtu (30/10), intelijen AS dalam laporannya mengatakan bahwa kemunculan alami dan kebocoran laboratorium adalah hipotesis yang masuk akal untuk menjelaskan bagaimana virus SARS-CoV-2 menginfeksi manusia pertama kali.
Pernyataan tersebut mendapat respons langsung dari Kementerian Luar Negeri China. Melalui situs web resminya, juru bicara kementerian mengatakan bahwa dinas intelijen AS memiliki reputasi untuk melakukan penipuan dan muslihat.
"Kebohongan yang yang diulang seribu kali tetaplah kebohongan. Penelusuran asal usul virus corona baru adalah masalah serius dan kompleks yang harus dan hanya dapat diteliti melalui kerja sama ilmuwan global," ungkap Wang, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Intelijen AS mengungkap asal-usul Covid-19 mungkin tidak akan pernah diketahui
China, yang mencatat kasus Covid-19 pertama di dunia, telah secara konsisten membantah tuduhan bahwa virus itu bocor dari laboratorium spesialis di kota Wuhan. China juga telah berulang kali meminta agar AS membuka laboratoriumnya sendiri di Fort Detrick kepada para ahli internasional.
Awal tahun ini sebuah studi bersama oleh China dan WHO sepakat untuk mengesampingkan teori bahwa Covid-19 berasal dari laboratorium. Teori yang paling mungkin adalah bahwa virus menginfeksi manusia secara alami dari hewan liar. Perdagangan hewan liar di pasar Wuhan mungkin jadi pemicunya.
Meski penelitian telah dilakukan bersama WHO, dengan tim yang berisi ahli dari berbagai negara, namun para kritikus menyebut penelitian itu gagal menyelidiki laboratorium Wuhan dan tidak memeriksa data mentah yang diperlukan untuk memahami rute penularan awal virus.
Sebagai langkah lanjutan, bulan lalu WHO membentuk Kelompok Penasihat Ilmiah baru tentang Asal-usul Pandemi (SAGO) dan meminta China untuk menyediakan data mentah untuk membantu penyelidikan baru. Sayangnya, China menolak permintaan tersebut dengan alasan perlindungan privasi pasien.
Sekelompok ilmuwan juga sempat merilis surat terbuka yang ditujukan kepada Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus minggu lalu. Mereka mengatakan bahwa komposisi panel SAGO yang diusulkan tidak memiliki keterampilan dan ketidakberpihakan yang diperlukan.
Namun secara umum, kelompok ilmuwan yang kritis terhadap WHO tersebut tetap menyambut baik upaya penelitian lanjutan terkait asal-usul Covid-19.