Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Taiwan tidak akan "menyerah sedikit pun" dalam mempertahankan tanah air, Presiden Tsai Ing-wen memperingatkan pada Selasa (6/10).
Pernyataan Tsai itu menyusul peningkatan pengiriman jet tempur tahun ini lebih dari dua kali lipat dibanding tahun lalu sebagai tanggapan terhadap "serangan" China.
China memandang Taiwan yang demokratis sebagai wilayahnya sendiri dan telah berjanji suatu hari akan merebutnya, dengan kekerasan jika perlu.
Jet tempur Taipei terbang untuk menangkal pesawat tempur China lebih dari 4.100 kali tahun ini, atau rata-rata 22 penerbangan per hari. Ini melonjak 129% dibanding sepanjang tahun lalu.
Baca Juga: Militer Taiwan berada di bawah tekanan China
Sementara pengiriman kapal perang lebih dari 7.500 kali, meningkat dari tahun lalu yang kurang dari 6.000, mengacu laporan Kementerian Pertahanan Taiwan kepada parlemen.
"Dihadapkan dengan serangan dan intimidasi komunis China, kami harus menunjukkan keyakinan kami untuk tidak menyerahkan satu inci pun wilayah dan kedaulatan kami," kata Tsai saat mengunjungi sebuah pangkalan Angkatan Udara seperti dikutip Channel News Asia.
Dalam beberapa bulan terakhir, Beijing telah menumpuk tekanan militer lebih dari biasanya, meningkatkan jumlah kapal perang, pembom, dan jet tempur ke zona pertahanan Taiwan.
"Tahun ini, pasukan komunis China sering terlibat dalam aksi dan provokasi militer yang menargetkan kami, untuk menimbulkan tantangan yang lebih berat bagi pertahanan dan keamanan nasional kami," tulis Kementerian Pertahanan Taiwan dalam laporannya kepada parlemen seperti dilansir Channel News Asia.
Baca Juga: Beijing bisa gerah, Pompeo peringatkan tentang aktivitas jahat China di Asia-Pasifik
Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang mengatakan, "gangguan terus-menerus" oleh pesawat tempur dan kapal perang China telah "meningkatkan beban" bagi Taiwan.
Media lokal Taiwan memperkirakan, pengiriman jet tempur Taiwan untuk mencegah pesawat tempur China tahun ini menelan biaya sedikitnya NT$ 4,1 miliar atau sekitar US$ 137 juta.