Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Tetapi saham Hong Kong melonjak lebih dari 3% pada hari Senin karena investor merasa nyaman bahwa Trump tidak segera mengakhiri keistimewaan khusus AS.
"Pembuat kebijakan China mungkin ingin melihat dengan tepat apa yang diterapkan AS sebelum menanggapi dengan penyesuaian kebijakan lebih lanjut atau aksi pembalasan mereka sendiri," tulis Goldman Sachs dalam sebuah catatan pada hari Minggu.
Dalam membuat pengumuman hari Jumatnya, Trump mengatakan "penyimpangan" yang dilakukan China berdampak atas penderitaan besar dan kerusakan ekonomi di seluruh dunia.
Baca Juga: Kamboja undang AS dan China gelar latihan militer, untuk apa?
Dia mengatakan Amerika Serikat juga akan menjatuhkan sanksi pada orang-orang yang dianggap bertanggungjawab atas hilangnya kebebasan Hong Kong. Akan tetapi, dia tidak menyebutkan satu pun target sanksi potensial.
Trump tidak memberikan kerangka waktu untuk tindakan tersebut. Sejumlah pihak menilai, dia mungkin mencoba untuk membeli waktu sebelum memutuskan apakah akan menerapkan langkah-langkah paling drastis, yang telah menimbulkan perlawanan kuat dari perusahaan-perusahaan AS yang beroperasi di Hong Kong.
Baca Juga: Gara-gara hubungan AS dan China yang memanas, harga minyak mentah kompak melemah
Sebelumnya, pemerintah Hong Kong yang didukung Beijing mengatakan kepada Amerika Serikat agar tidak terlibat dalam debat keamanan nasional, dan memperingatkan bahwa penarikan status khusus pusat keuangan itu dapat menjadi bumerang bagi ekonomi AS.