Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pada hari Rabu, Kementerian Perdagangan China mengumumkan bahwa mereka akan memperpanjang investigasi anti-dumping terhadap brandy asal Uni Eropa selama tiga bulan, lebih pendek dari perpanjangan penuh yang sebelumnya diizinkan dalam panduan mereka.
Investigasi yang dimulai pada 5 Januari dan dijadwalkan selesai dalam setahun, kini akan berlanjut hingga 5 April 2024 karena "kompleksitas" investigasi tersebut, menurut pernyataan singkat dari kementerian tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Latar Belakang Investigasi
Investigasi ini dimulai pada awal tahun 2024 dengan tujuan untuk menilai apakah impor brandy dari Uni Eropa merugikan sektor industri di China. Pada bulan Oktober, kementerian menyatakan bahwa temuan awal dari penyelidikan menunjukkan adanya praktik dumping terhadap brandy dari Uni Eropa yang dapat merusak industri domestik China.
Baca Juga: Keuntungan Industri China pada November Menyempit, Tapi Permintaan Tetap Lesu
Sebagai respons awal, China telah memberlakukan langkah-langkah sementara terhadap impor brandy dari Uni Eropa, yang berdampak pada merek-merek terkenal seperti Hennessy dan Remy Martin.
Tanggapan Prancis dan Uni Eropa
Investigasi ini dilihat oleh banyak pihak sebagai hasil dari dukungan Prancis terhadap kebijakan tarif Uni Eropa terhadap kendaraan listrik buatan China. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, sebelumnya menyebut investigasi ini sebagai "balas dendam murni" atas kebijakan tersebut.
Sebagai bagian dari tindakan balasan, China mewajibkan importir brandy dari Uni Eropa untuk membayar deposit jaminan hampir 40% jika mereka ingin mengimpor brandy dari blok tersebut, yang membuat biaya pengiriman brandy dari Uni Eropa menjadi lebih mahal.
Kementerian Perdagangan Prancis sebelumnya menyebut langkah-langkah China ini sebagai "tidak dapat dipahami" dan mengklaim bahwa langkah tersebut melanggar prinsip perdagangan bebas.
Dampak Ekonomi
Tahun lalu, pengiriman brandy dari Prancis ke China mencapai nilai US$1,7 miliar dan menyumbang 99% dari total impor brandy ke China. Langkah-langkah anti-dumping yang diambil China berpotensi mempengaruhi sektor perdagangan ini secara signifikan, mengingat besarnya kontribusi brandy Prancis terhadap pasar China.
Baca Juga: Thailand Menerima Undangan Resmi untuk Menjadi Negara Mitra BRICS
Pada bulan lalu, Komisi Eropa mengumumkan bahwa mereka telah membawa langkah-langkah anti-dumping sementara China ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk mendapatkan penyelesaian.
Ini menunjukkan ketegangan yang semakin meningkat dalam hubungan perdagangan antara China dan Uni Eropa, terutama terkait dengan masalah tarif dan praktik perdagangan yang dianggap tidak adil.