Sumber: Xinhua | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China dan Rusia kembali menunjukkan kedekatannya melalui proyek energi nuklir yang akan diluncurkan hari ini, Rabu (19/5). Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan menjadi saksi peluncuran proyek itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian sebelumnya mengumumkan, upacara pengesahan proyek energi nuklir akan digelar secara virtual.
Dilansir dari Xinhua, menurut Zhao, kerja sama terbaru ini menandai peringatan 20 tahun penandatanganan Perjanjian China-Rusia tentang Kebaikan dan Kerjasama Ramah.
Pertemuan virtual hari ini juga menjadi pertemuan bilateral online pertama antara Xi dan Putin tahun ini.
Kerjasama sektor energi tersebut dianggap sangat penting untuk meningkatkan kemitraan strategis komprehensif China-Rusia dalam menghadapi era baru dan mempertahankan tingkat pembangunan yang tinggi.
"Kerjasama energi nuklir merupakan bidang kerjasama prioritas antara kedua negara, dan telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, menarik banyak perhatian dari kedua kepala negara," ungkap Zhao, seperti dikutip Xinhua.
Baca Juga: Soroti kasus HAM Uighur, ketua DPR AS ajak dunia boikot Olimpiade Beijing 2022
Paket perjanjian kerjasama nuklir kedua negara sebelumnya sudah disahkan pada Juni 2018 lalu. Saat itu, Xi dan Putin bersama-sama menyaksikan penandatanganan.
Kedua belah pihak sepakat untuk bekerjasama dalam pembangunan PLTN Tianwan Unit 7 dan 8, serta PLTN Xudapu Unit 3 dan 4.
Hingga saat ini, proyek energi nuklir tahun 2018 masih menjadi kerjasama energi nuklir terbesar antara China dan Rusia.
Zhao menjelaskan, keempat unit PLTN yang telah dibangun menunjukkan permulaan yang baik dalam masa depan energi nuklir kedua negara.
"Ini merupakan pencapaian signifikan dalam kerja sama China-Rusia di bidang manufaktur peralatan kelas atas dan inovasi teknologi, dan akan mempromosikan peningkatan kerja sama bilateral di berbagai bidang," lanjut Zhao.
Pemanfaatan energi nuklir juga sejalan dengan tekad kuat China untuk mencapai tujuan netralitas karbon dan menunjukkan rasa tanggungjawab sebagai negara besar dalam menjaga lingkungan.