kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.234.000   12.000   0,54%
  • USD/IDR 16.649   -57,00   -0,34%
  • IDX 8.061   -62,18   -0,77%
  • KOMPAS100 1.116   -6,99   -0,62%
  • LQ45 794   -8,46   -1,05%
  • ISSI 281   -0,59   -0,21%
  • IDX30 416   -5,26   -1,25%
  • IDXHIDIV20 474   -4,96   -1,04%
  • IDX80 123   -1,09   -0,88%
  • IDXV30 132   -1,66   -1,24%
  • IDXQ30 131   -1,19   -0,90%

Citi Memproyeksi Belanja Infrastruktur AI Bakal Mencapai US$ 2,8 Triliun


Rabu, 01 Oktober 2025 / 04:00 WIB
Citi Memproyeksi Belanja Infrastruktur AI Bakal Mencapai US$ 2,8 Triliun
ILUSTRASI. FILE PHOTO: The logo of Citibank is pictured at an exhibition hall in Bangkok, Thailand, May 12, 2016. REUTERS/Athit Perawongmetha/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Citigroup menaikkan proyeksi belanja infrastruktur terkait akal imitasi (AI) para raksasa teknologi. Citi memperkirakan belanja terkait AI akan lebih dari US$ 2,8 triliun hingga tahun 2029 dari proyeksi sebelumnya di US$ 2,3 triliun. Revisi ini didorong investasi agresif yang dilakukan sejak awal oleh para hyperscaler dan meningkatnya minat dari kalangan perusahaan. 

Lonjakan tren AI yang dipicu oleh peluncuran ChatGPT pada akhir 2022 terus mendorong ekspansi besar-besaran pusat data dan belanja modal, meski sempat terganggu oleh kemunculan model AI murah asal China DeepSeek, serta kekhawatiran pasar terkait kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.

Menurut Citigroup, belanja modal (capex) untuk AI dari para hyperscaler diperkirakan akan mencapai US$ 490 miliar hingga akhir 2026, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar US$ 420 miliar.

Baca Juga: Citigroup Jual Saham Banamex ke Miliarder Meksiko Senilai US$2,3 Miliar

Para operator pusat data besar seperti Microsoft, Amazon, dan Alphabet (induk Google) telah menggelontorkan dana miliaran dolar untuk mengatasi keterbatasan kapasitas yang menghambat kemampuan mereka memenuhi permintaan AI yang meroket.

Analis Citi menyatakan pengeluaran tambahan ini kemungkinan besar tercermin dalam laporan pendapatan kuartal ketiga para perusahaan tersebut. Panduan keuangan mereka juga diperkirakan menunjukkan investasi yang lebih cepat daripada permintaan yang terlihat secara nyata.

Citi memperkirakan bahwa permintaan global akan daya komputasi AI akan membutuhkan tambahan 55 gigawatt kapasitas daya baru pada 2030, setara dengan US$ 2,8 triliun belanja tambahan, di mana US$ 1,4 triliun hanya di AS.

Citigroup menyebut, perusahaan teknologi besar kini tidak lagi hanya mengandalkan laba untuk membiayai infrastruktur AI. Biaya yang sangat tinggi sekitar US$ 50 miliar untuk setiap 1 gigawatt kapasitas komputasi AI memaksa perusahaan untuk mencari pendanaan eksternal, termasuk melalui utang.

Perubahan strategi ini sudah mulai terlihat dalam laporan keuangan, di mana belanja modal mulai menggerus arus kas bebas (free cash flow). Para investor pun mulai mempertanyakan bagaimana perusahaan teknologi akan mendanai investasi sebesar ini, apalagi model bisnis tradisional dinilai tidak lagi cukup.

"Perusahaan-perusahaan telah memberikan validasi eksternal yang jelas terhadap nilai AI," ujar Citi. Ini mengacu implementasi AI secara nyata di perusahaan-perusahaan seperti Eli Lilly, Hitachi, dan Wolters Kluwer.

Menarik Dibaca: 25+ Twibbon Hari Kesaktian Pancasila 2025 Terbaru, Pakai 1 Oktober


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×