Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
HONGKONG. Citigroup Inc memutuskan untuk memecat hampir seluruh pekerjanya pada tim investment banking real estate di Asia. Hal ini dilakukan menyusul anjloknya harga properti di kawasan regional yang pada akhirnya memicu dijualnya saham dan akuisisi pada industri ini.
Menurut tiga orang sumber yang mengetahui detail rencana ini, bank yang berdomisili di New York tersebut sudah merumahkan setidaknya lima orang sejak dua minggu lalu. Lima orang itu termasuk Edmund Ho yang menjabat sebagai managing director yang memimpin tim tersebut dan Director Edward Yeh.
Krisis global belakangan ini sudah menyebabkan sekitar 191.000 orang kehilangan pekerjaannya. Selain itu, krisis juga semakin menurunkan harga properti mulai dari Beijing hingga New York. Indeks acuan properti baik di China maupun Hongkong sudah anjlok 59% sepanjang tahun ini. Sementara, FTSE Straits Times Real Estate Index Singapura sudah anjlok 62%.
Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, beberapa negara seperti Singapura, Hongkong dan China memberikan kontribusi besar bagi transaksi real estate investment banking Citigroup Asia di luar Jepang dalam dua tahun terakhir.
Nantinya, Citigroup akan melayani langsung para klien di sejumlah negara dan perbankan setelah menutup tim yang dipimpin Ho.
Sekadar informasi, Ho, 41 tahun, bergabung ke Citigroup sebagai direktur pada 2004 dari JPMorgan Chaase & Co. Tugasnya terfokus pada klien di Hongkong. Pada 2006, dia kemudian ditunjuk sebagai kepala real estate banking Asia dan dipromosikan sebagai managing director pada awal tahun ini.
Catatan saja, adanya pemangkasan karyawan pada tim ini dimulai pada September lalu yang ditandai dengan keluarnya co-head Asia real estate bangking Sonny Badiga. Mengenai hal ini, Jurubicara Citigroup Hongkong James Griffiths menolak berkomentar.