kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dampak Invasi Rusia Terhadap Umat Islam Ukraina pada Bulan Ramadan


Senin, 04 April 2022 / 16:50 WIB
Dampak Invasi Rusia Terhadap Umat Islam Ukraina pada Bulan Ramadan
ILUSTRASI. Seorang perempuan lokal memberi hormat tentara Ukraina, saat serangan Rusia ke Ukraina terus berlanjut, di Chernihiv, Ukraina, Sabtu (2/4/2022). Foto diambil tanggal 2 April 2022. REUTERS/Serhii Nuzhnenko


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pemimpin minoritas umat Islam di Ukraina mengaku kesulitan menjalani ibadah puasa sebagai dampak serangan Rusia yang menghancurkan infrastruktur dan mengganggu ketersediaan pasokan bahan pokok.

“Sejak tahun 2014 umat Islam di Ukraina, terutama di Crimea kesulitan untuk beribadah. Tiga masjid dihancurkan, dan sekarang untuk menjalankan ibadah saja, mendapatkan air pun sulit. Ibadah selama Ramadan akan sulit,” tutur Mufti Ukraina, Sheikh Said Ismagilov dalam sebuah video dari sebuah diskusi bertajuk “Apa betul Naziisme berkembang di Ukraina?” seperti dikutip dari rilis Kedutaan Besar Ukraina untuk Indonesia, Senin (4/4).

Diskusi tertutup melalui aplikasi zoom tersebut digelar Center of Communication Crisis and Conflict (C4) Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid (Usahid) Jakarta dan Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) akhir Maret lalu.

Hadir dalam diskusi tersebut Vasyl Hamianin Dubes Ukraina untuk Indonesia, Sheikh Said Ismagilov Mufti (Pemimpin umat Islam) Ukraina, Sheikh Aider Rustemov Mufti komunitas Islam Crimea Tartar dan Romo Andrii Zelinskyi yang berasal dari Gereja Katolik Yunani. 

Baca Juga: Chatib Basri Perkirakan Konflik Rusia-Ukraina Berkepanjangan

Berdasarkan agama, populasi Ukraina didominasi oleh Kristen Ortodoks. Orang Islam di Ukraina berjumlah sekitar 4% dari keseluruhan jumlah penduduknya. Kebanyakan mereka adalah kaum Tatar Krimea dan tinggal di semenanjung Krimea. 

Di Kota Kiev sendiri ada sekitar 50.000 warga muslim termasuk dari mereka merupakan warga yang berasal dari luar negara. Mereka memiliki Masjid Ar-Rahma yang berada di jantung kota. Masjid ini didirikan sebagai simbol persaudaraan dan perdamaian.

Badan Urusan Agama Islam Ukraina (DUMA), di bawah Kabinet kementerian kabinet Ukraina menyatukan seluruh komunitas muslim di Ukraina. Pemimpin DUMA yang mengorganisir di antara komunitas muslim Ukraina dan luar negeri.

DUMA berupaya menyebarkan ajaran Islam yang benar guna melawan ideologi ektrimis yang saat ini oleh sebagian orang disematkan kepada Islam. DUMA merupakan anggota tetap dari Dewan Keagamaan dan Tempat Ibadah Seluruh Ukraina. DUMA melibatkan diri dalam berbagai konferensi, simposium termasuk berpartisipasi dalam pembentukan dialog lintas agama.

Kehidupan masyarakat Muslim Ukraina di wilayah semenanjung Crimea mendapat tekanan hebat sejak tahun 2014 ketika Rusia mendukung pemberontakan kelompok separatis mayoritas etnis Rusia beragama Kristen Ortodoks. 

Baca Juga: Inflasi Terus Melonjak, European Central Bank (ECB) Makin Sulit Kendalikan Harga

Menurut Sheikh Aider Rustemov Mufti komunitas Islam Crimea Tartar masyarakat hidup damai berdampingan ketika Ukraina merdeka dari Uni Soviet, namun hal tersebut berubah drastis sejak Rusia menginvasi wilayah Crimea.

Banyak terjadi perusakan dan pelecehan rumah ibadah yang dilakukan tentara Rusia, akibatnya masyarakat melakukan protes. Namun hal tersebut dibalas secara tangan besi. Sejumlah umat Islam Tartar ditangkap, disiksa dan dibunuh.

Akibat tekanan tersebut banyak Muslim Tartar di Crimea telah meninggalkan semenanjung – kebanyakan ke daratan Ukraina dan Turki. Pemerintah Turki telah berulang kali mengatakan siap untuk menerima dan mengakomodasi pengungsi Tatar Krimea, yang memiliki ikatan bahasa dengan orang Turki.

Penindasan terhadap kelompok minoritas Muslim Tartar Crimea bukan pertama kali terjadi. Pada tahun 1944, sedikitnya 190.000 orang dideportasi ke Asia Tengah atas tuduhan bekerja sama dengan Nazi Jerman selama Perang Dunia II. 

Baca Juga: Rusia Tuduh AS di Balik Video Warga Sipil Tewas di Kota Bucha Ukraina

Separuh di antaranya tewas karena kelaparan dan mereka yang mencoba kembali pulang ke Semenanjung Crimea dihukum 20 tahun penjara, dan yang selamat selama beberapa dekade terus hidup dengan cap sebagai pengkhianat.

“Saat ini umat Islam banyak direpresi oleh tentara Rusia. Hal ini terjadi akibat kepentingan geopolitik suatu pihak. Segala hal diskriminasi yang dilakukan Rusia ini dapat digolongkan sebagai fasisme dan nazisme,” tegasnya. 

Dia menegaskan saat ini Muslim Tartar dan bangsa Ukraina berjuang demi kemerdekaan. “Kepada Muslim Indonesia, sebagai sesama saudara, saya meminta doa dan dukungan untuk kemerdakaan umat Muslim di Ukraina.”




TERBARU

[X]
×