kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dampak krisis corona terhadap emas berbeda dengan krisis lain, ini penjelasannya...


Rabu, 29 April 2020 / 03:19 WIB
Dampak krisis corona terhadap emas berbeda dengan krisis lain, ini penjelasannya...
ILUSTRASI. Ilustrasi harga emas. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Data World Gold Council menunjukkan, antara 2003 dan 2011, permintaan emas tahunan naik dari sekitar 2.600 ton menjadi lebih dari 4.700 ton.

Reli emas harus berakhir karena harga tinggi memukul permintaan. Harga emas kemudian tampak stagnan sampai tahun lalu, ketika bank sentral mulai menurunkan suku bunga, menarik turun imbal hasil obligasi dan membuat emas yang tidak menawarkan imbal hasil menjadi lebih menarik.

Baca Juga: Boleh Jual Emas Kalau Harga Sentuh US$ 1.800 per Ons Troi

Namun, krisis keuangan 2008 tiba di tengah-tengah reli besar terakhir emas. Di awal krisis itu, harga emas turun tajam karena penurunan aset yang lebih luas memaksa investor untuk mengumpulkan uang dengan menjual apa yang mereka bisa.

Hal yang sama terjadi ketika penyebaran global virus corona sehingga menyebabkan kepanikan pasar.

Baca Juga: Harga emas turun tipis sementara, vaksin corona akan menjadi penentu arah selanjutnya

Pada tahun 2008 dan 2020, investor kembali ke emas sebagai respons terhadap stimulus moneter besar-besaran bank sentral yang mengurangi hasil obligasi dan meningkatkan risiko inflasi yang akan mendevaluasi aset dan mata uang lainnya.

"Represi keuangan kembali pada skala yang luar biasa," kata tim analis Bank of America. Mereka memprediksi bahwa suku bunga di sebagian besar negara besar akan berada di posisi nol atau di bawah nol untuk jangka waktu yang sangat lama.

Baca Juga: Harga emas spot bergerak turun menjadi US$ 1.723,55 per ons troi




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×