kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45900,95   2,20   0.24%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dampak krisis corona terhadap emas berbeda dengan krisis lain, ini penjelasannya...


Rabu, 29 April 2020 / 03:19 WIB
Dampak krisis corona terhadap emas berbeda dengan krisis lain, ini penjelasannya...
ILUSTRASI. Ilustrasi harga emas. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Selama dan setelah 2008, permintaan emas yang meningkat tidak hanya berasal dari investor tetapi juga dari bank sentral, yang beralih dari penjual ke pembeli. Selain itu, ada pula pembeli dari negara berkembang seperti China, yang konsumsinya meroket dari hanya lebih dari 200 ton pada tahun 2003 menjadi 1.450 ton pada tahun 2011.

Sekarang, bank sentral seperti Rusia mengurangi pembelian karena mereka berusaha untuk meningkatkan ekonomi mereka.

Baca Juga: Kenaikan harga emas yang mencapai 25% turut mengangkat transaksi emas online

Pertumbuhan di pasar emas China dan India terhenti hampir satu dekade lalu dan terus runtuh dalam menghadapi penguncian untuk menahan penyebaran virus corona.

Krisis membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan, dan penguatan dolar berarti harga emas sudah mencapai rekor tertinggi dalam mata uang termasuk yuan dan rupee.

Baca Juga: Harga emas berpeluang menuju level US$ 1.800 per ons troi pada akhir semester I 2020

Itulah sebabnya, sebagian besar analis masih meragukan harga emas akan meroket.

Bahkan Bank of America, dengan target $ 3.000 per troy ounce, menilai harga rata-rata emas di 2021 hanya sebesar US$ 2.063 sebelum akhirnya tergelincir kembali di bawah US$ 2.000 di tahun-tahun berikutnya.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×