kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Dapat tekanan dari pemerintah, sejumlah miliarder China ini alami penurunan kekayaan


Jumat, 17 September 2021 / 13:07 WIB
Dapat tekanan dari pemerintah, sejumlah miliarder China ini alami penurunan kekayaan


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Sejumlah miliarder asal China tercatat mengalami penurunan kekayaan di tahun ini. Penurunan kekayaan terbesar dialami Colin Huang, yang merupakan pendiri platform e-commerce China Pinduoduo Inc (PDD).

Asal tahu saja, sepanjang tahun 2021, Huang telah kehilangan kekayaan sebanyak US$ 27 miliar.

Bloomberg pun melansir 10 miliarder dengan penurunan kekayaan bersih terbesar tahun ini. Di mana, enam orang berasal dari China.

Selain Colin Huang, ada juga nama-nama seperti Zhong Shanshan yang merupakan chairman perusahaan air minum kemasan Nongfu Spring Co, yang telah kehilangan US$ 18 miliar, Hui dari pengembang Evergrande yang terkepung utang, dan Pony Ma dari Tencent, yang kekayaannya telah turun lebih dari US$ 10 miliar di tahun ini.

Selain enam miliarder China tersebut, miliarder ternama seperti Jack Ma pun juga mengalami penyusutan. Hitungan Bloomberg, Jack Ma setidaknya kehilangan kekayaan sebanyak US$6,9 miliar di sepanjang 2021.

Adapun, penyusutan kekayaan dari sejumlah miliarder asal China tersebut merupakan salah satu dampak dari seruannya dengan Presiden China Xi Jinping terkait “kemakmuran bersama” dengan mengendalikan perusahaan-perusahaan sektor swasta negara itu.

Baca Juga: China semakin serius mengincar keanggotaan Trans Pacific Partnership

Walau Alibaba Group dan Tencent Holdings Ltd tampak mendapat tekanan dari pemerintah China, ternyata saham PDD milik Huang yang jatuh paling dalam di tahun ini. Koreksi saham PDD pun jauh lebih besar ketimbang Alibaba dan Tencent.

“PDD lebih rentan terhadap tindakan keras dibandingkan dengan rekan-rekan dengan model yang matang dan menguntungkan seperti Alibaba dan Tencent. Itulah alasan utama kinerja saham mereka tertinggal dari perusahaan teknologi lainnya." kata Kenny Ng sebagai ahli strategi sekuritas di Everbright Sun Hung Kai Co.

Asal tahu saja, PDD yang beroperasi sejak 2015 termasuk perusahaan yang cepat menjadi raksasa e-commerce dengan mempelopori pembelian komunitas.

Pengguna aktif tahunan PDD naik menjadi 788 juta pada bulan Desember 2020. Jumlah ini pun melebihi 779 juta pengguna di pasar online Alibaba.

Nilai pasar perusahaan pun sempat mencapai puncak di level US$ 178 miliar, sebelum akhirnya jatuh menjadi sekitar US$ 125 miliar.

Sementara itu, PDD sejatinya merupakan salah satu raksasa teknologi yang telah menjanjikan keuntungan perusahaan saat ini dan masa depan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek filantropi di tengah kampanye Presiden Xi untuk menutup kesenjangan kekayaan China.

Bulan lalu, perusahaan tersebut mengatakan, akan mengalokasikan US$ 1,5 miliar pendapatan untuk membantu pengembangan pertanian di negara itu.

Sebelum itu, Huang dan tim pendiri PDD juga memberikan US$ 2,4 miliar saham perusahaan kepada yayasan amal tahun lalu.

Selanjutnya: Pakar: China harus pertimbangkan vaksinasi Covid-19 anak di bawah 12 tahun



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×