kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.874   -4,00   -0,02%
  • IDX 6.673   38,18   0,58%
  • KOMPAS100 962   6,24   0,65%
  • LQ45 750   5,58   0,75%
  • ISSI 211   0,84   0,40%
  • IDX30 390   2,98   0,77%
  • IDXHIDIV20 470   3,03   0,65%
  • IDX80 109   0,72   0,66%
  • IDXV30 114   0,19   0,17%
  • IDXQ30 128   0,69   0,54%

Dari Misa ke Konklaf: Kode-Kode Menuju Paus Baru


Kamis, 24 April 2025 / 05:55 WIB
Dari Misa ke Konklaf: Kode-Kode Menuju Paus Baru
ILUSTRASI. Pope Francis' body is carried in a coffin into Saint Peter's Basilica at the Vatican on the day of its translation, at the Vatican, April 23, 2025. REUTERS/Guglielmo Mangiapane


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - VATICAN CITY. Dunia tengah menanti siapa yang akan menggantikan Paus Fransiskus sebagai pemimpin umat Katolik global.

Meski pemilihan ini berlangsung secara tertutup dan penuh kerahasiaan, para pengamat Vatikan percaya bahwa ada petunjuk-petunjuk halus yang bisa diamati sejak sekarang.

Sebanyak 252 kardinal dari berbagai belahan dunia akan menuju Roma, dengan sekitar 135 di antaranya – mereka yang berusia di bawah 80 tahun – akan mengikuti konklaf untuk memilih Paus baru.

Baca Juga: Jokowi Jadi Utusan Prabowo untuk Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan

Konklaf ini, sesuai hukum Gereja, tidak boleh dimulai sebelum 6 Mei.

Setelah dimulai, para kardinal akan dikurung sepenuhnya dari dunia luar hingga Paus baru terpilih.

Namun sebelum itu, mereka masih bisa menghadiri acara publik atau memberi wawancara tentang kriteria pemimpin yang diharapkan.

“Membaca tanda-tanda sebelum konklaf memang rumit, karena biasanya sangat halus,” kata John Thavis, mantan koresponden Vatikan yang pernah meliput tiga masa kepausan.

Paus Fransiskus wafat pada Senin (21/4) dalam usia 88 tahun. Saat ini belum ada kandidat kuat yang menonjol.

Selama masa Paskah, saat sedang memulihkan diri dari pneumonia, Paus bahkan menunjuk para kardinal lansia (di atas 80 tahun) untuk memimpin perayaan – suatu langkah yang bisa jadi sengaja diambil agar tak memunculkan kesan "favorit".

Baca Juga: Kemenlu Israel Hapus Unggahan Belasungkawa untuk Paus, Picu Ketegangan Diplomatik

Momen Pemakaman: Awal Petunjuk

Pemakaman Paus pada Sabtu, 26 April, diperkirakan akan menjadi momen penting pertama yang dapat memberikan petunjuk.

Ribuan orang, termasuk pemimpin dunia seperti Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, akan hadir di Lapangan Santo Petrus. Jutaan lainnya akan menyaksikan dari berbagai penjuru dunia.

Kardinal Giovanni Battista Re, yang kini berusia 91 tahun dan tidak ikut konklaf, akan menyampaikan khotbah pemakaman. Meski tak masuk dalam bursa kandidat, para pengamat meyakini kata-katanya bisa menjadi semacam "kompas" bagi para kardinal lain.

Pada tahun 2005, dalam pemakaman Paus Yohanes Paulus II, khotbah Kardinal Joseph Ratzinger disebut sangat menyentuh dan inspiratif. Sebelas hari kemudian, ia terpilih sebagai Paus Benediktus XVI.

Baca Juga: Prabowo akan Kirim Utusan Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

Tanda-Tanda Lain Mulai Muncul Perlahan

Hari pemakaman menandai awal sembilan hari masa duka Gereja Katolik. Pada Minggu, misa duka akan dipimpin Kardinal Pietro Parolin – tokoh yang kerap disebut sebagai kandidat kuat.

Christopher Bellitto, sejarawan Gereja dari Kean University, mengingatkan bahwa prediksi siapa yang akan terpilih seringkali meleset. “Yang masuk konklaf sebagai Paus, bisa keluar sebagai Kardinal,” ujarnya.

Dalam waktu senggang sebelum konklaf, para kardinal biasanya memimpin misa di berbagai gereja di Roma.

Khotbah mereka sering mengandung pandangan pribadi tentang masa depan Gereja – sebuah isyarat halus mengenai visi mereka.

“Isyarat akan muncul dalam bentuk potongan kalimat atau frasa yang mereka gunakan,” kata Thavis.

“Kata-kata seperti ‘keterbukaan’ dan ‘reformasi’ mungkin mewakili sebagian, sementara yang lain bicara soal ‘keterampilan manajerial’ dan ‘teologi yang kuat’.”

Baca Juga: Jenazah Paus Fransiskus akan Disemayamkan Sebelum Dimakamkan Sabtu (26/4) Ini

Rapat-Rapat Tertutup Jadi Kunci

Petunjuk paling kuat biasanya muncul dalam rapat-rapat harian menjelang konklaf, yang disebut general congregation.

Di sini para kardinal bisa berbicara lebih terbuka – bahkan menyampaikan visi mereka sendiri.

Pada 2013, Kardinal Jorge Mario Bergoglio dari Argentina berbicara soal Gereja yang “sakit” karena skandal seks dan keuangan.

Ia menyerukan agar Gereja lebih terbuka terhadap dunia modern. Beberapa hari setelah pidato itu, Bergoglio terpilih menjadi Paus Fransiskus.

Setelah para kardinal masuk ke dalam Kapel Sistina untuk konklaf, dunia akan menunggu di luar tembok Vatikan. Saat itu, dengan seruan lantang “Extra omnes!” (Semua keluar!), seluruh urusan dunia ditinggalkan – demi menentukan masa depan Gereja Katolik.

Selanjutnya: Pertamax Turun Harga, Bandingkan Harga BBM RON 92 di Shell, BP & Vivo Kamis (24/4)

Menarik Dibaca: Ini Penyebab Asam Urat di Tangan Mengganggu Aktivitas, Berikut Cara Mengobatinya



TERBARU

[X]
×