kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.534   -79,00   -0,48%
  • IDX 6.956   57,41   0,83%
  • KOMPAS100 1.009   8,03   0,80%
  • LQ45 781   5,78   0,75%
  • ISSI 222   1,80   0,82%
  • IDX30 404   2,57   0,64%
  • IDXHIDIV20 476   1,50   0,32%
  • IDX80 114   0,86   0,76%
  • IDXV30 116   0,61   0,53%
  • IDXQ30 131   -0,05   -0,04%

David Thomson: Menjadi raja media setelah mengelola bisnis keluarga (1)


Kamis, 17 Maret 2011 / 08:47 WIB
David Thomson: Menjadi raja media setelah mengelola bisnis keluarga (1)
ILUSTRASI. Gambar mikroskop elektron pemindai ini menunjukkan virus corona Wuhan atau Covid-19 (kuning) di antara sel manusia (merah).


Reporter: Mona Tobing | Editor: Test Test

Nama besar keluarga memang menjadi faktor keberhasilan David Kenneth Roy Thomson di segala lini bisnisnya. Ia hanya perlu mengembangkan usahanya tanpa perlu susah payah membangun bisnis dari nol. Meski begitu, Thomson tak mau berpangku tangan. Dia terus berusaha membesarkan bisnis keluarga dan mengepakkan sayap bisnis ke bidang lainnya sebagai bukti kemampuannya. Thomson punya ambisi tersendiri, yakni membangun kerajaan bisnis Thomson Corporation.

Mengambil alih kendali bisnis keluarga sejak kematian sang Ayah di tahun 2002, mengangkat nama David Kenneth Roy Thomson sebagai orang terkaya di Kanada. Pada tahun 2010, kekayaan Thomson mencapai US$ 19 miliar dan menjadi 20 orang terkaya di dunia versi Majalah Forbes.

Boleh dibilang, kekayaan yang dimiliki Thomson seperti jatuh dari langit. Maklum, ia mengelola perusahaan warisan keluarga. Pria kelahiran tahun 1957 ini tak perlu capek-capek membangun usaha dari nol. Sejak lulus kuliah dari Universitas Cambridge pada tahun 1978, Thomson dengan mulus menempati posisi strategis di perusahaan ternama.

Tapi sebelumnya, dia pernah bekerja pada Hudson Bay, sebuah perusahaan perdagangan ternama di Kanada. Atas permintaan sang kakek, Thomson keluar untuk mengelola bisnis keluarga.

Karier bisnis Thomson menanjak ketika menjadi Chairman Thomson Corp di 2002. Di usia yang relatif muda, 45 tahun, ia memiliki kontrol penuh atas kekayaan keluarga Thomson setelah sang ayah meninggal dunia.

Thomson Corp dibangun kakeknya pada tahun 1934 sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di dunia informasi. Harian The Timmins Press adalah produk pertama Thomson Corp.

Meski mewarisi hampir seluruh bisnis keluarga, bukan berarti Thomson berpangku tangan. Ia sadar, harus mencatat prestasi dan membuktikannya pada dunia. Thomson kemudian mengakuisisi Reuters dengan nilai transaksi mencapai US$ 17,2 miliar di tahun 2008. Setahun kemudian, Thomson Reuters Corporation mencatatkan diri di Bursa Efek Toronto.

Thomson Corp juga membawahi sejumlah industri media penerbitan populer seperti Westlaw di Amerika. Selain itu, ada pula FindLaw, yakni sebuah portal informasi online yang fokus pada informasi soal hukum.

Lalu, ada Thomson Gale, sebuah perusahaan penerbitan pendidikan yang berbasis di Michigan, Amerika Serikat. Ia berhasil menjadikan Thomson Corp sebagai salah satu perusahaan informasi terbesar di dunia.

Selain industri media, Thomson Corp juga bergerak di sektor jasa keuangan, kesehatan, hukum, sains, dan penelitian teknologi, serta pajak dan akuntansi.

Thomson berhasil membawa sebuah transisi baru bagi Thomson Corp. New York Times, pada tahun 2006, menyebut Thomson sebagai orang yang mampu mempertahankan sejarah bisnis keluarga. Pencapaiannya dengan menguasai bisnis media membuahkan julukan sebagai bos media.

Ia pun mengaku menggabungkan ilmu bisnis yang diperoleh dari bangku kuliah dengan tradisi keluarga yang gemar membeli perusahaan-perusahaan kecil. Alhasil, bisnis media itu terus bertambah hingga asetnya mencapai US$ 23,36 miliar di 2009.

Ayah tiga putera ini bukan cuma berhasil menguasai industri media saja, tapi juga menjadi penyedia webcasting alias media solusi untuk ratusan perusahaan. Streamlogics, media solusi milik Thomson, menawarkan aneka jasa di bidang keuangan, teknologi serta kesehatan.

Dan, dalam kurun waktu dua tahun, sejak 2009 hingga 2010, Thomson gencar membeli perusahaan. Ia membeli Vhayu Technologies, perusahaan yang menawarkan jasa analisis dan penyimpanan data keuangan perusahaan.

Setelah itu, Thomson juga mengakuisisi Hugin Groups untuk mendistribusikan berita dari kantor berita utama, seperti Reuters, Bloomberg, Yahoo, Comtex, dan Dow Jones. Hugin Grups menampung database lebih dari 152.000 jurnalis serta menyediakan produk pembuatan website, webcast, dan jasa public relation. Terakhir, mereka juga menguasai Sabrix Inc.

(Bersambung)



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×