Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Sekelompok anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat melakukan kunjungan langka ke Beijing pada Minggu (21/9/2025).
Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri China Li Qiang, delegasi bipartisan ini menekankan pentingnya memperkuat keterlibatan kedua negara demi menstabilkan hubungan yang sempat memburuk.
Kunjungan tersebut menjadi yang pertama oleh delegasi DPR AS sejak 2019.
Baca Juga: Trump Batasi Liputan Media di Pentagon, Pers Wajib Tunduk Aturan Baru
Pandemi COVID-19 pada 2020 sempat menghentikan kunjungan resmi, sementara hubungan kedua negara kian menegang akibat perselisihan mengenai asal-usul virus, perang dagang, pembatasan chip semikonduktor, kepemilikan TikTok, isu Laut China Selatan, hingga Taiwan.
Perjalanan delegasi ini berlangsung hanya dua hari setelah Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping melakukan percakapan via telepon. Keduanya sepakat mencari jalan keluar dari ketegangan berkepanjangan.
“Perjalanan ‘pemecah kebekuan’ ini akan mempererat hubungan bilateral,” ujar Li Qiang kepada delegasi, sebagaimana dilaporkan pool report Kedutaan Besar AS di Beijing.
Delegasi dipimpin oleh Adam Smith, anggota Partai Demokrat yang pernah menjabat Ketua Komite Angkatan Bersenjata DPR dan kini menjadi anggota senior komite tersebut.
“Kita sama-sama mengakui bahwa masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk memperkuat hubungan ini. Tidak seharusnya ada jeda enam hingga tujuh tahun antara kunjungan delegasi DPR AS ke China,” kata Smith.
Delegasi ini juga menyoroti perlunya meningkatkan dialog diplomatik dan militer, serta kerja sama dalam mengendalikan peredaran fentanyl, mencegah proliferasi nuklir, dan membangun kerangka internasional bagi pemanfaatan kecerdasan buatan yang aman.
Baca Juga: Data Agustus 2025: Impor Batubara China dari Mongolia Melonjak, Indonesia Tertinggal
Selama jeda pandemi, para anggota DPR AS lebih banyak melakukan kunjungan ke wilayah lain, termasuk Taiwan yang dianggap China sebagai wilayahnya. Langkah itu kerap memicu ketegangan.
Pada 2022, kunjungan Ketua DPR saat itu, Nancy Pelosi, ke Taiwan memicu latihan militer besar-besaran oleh China.
Setahun kemudian, kunjungan Michael McCaul, Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR AS saat itu, juga membuat Beijing murka hingga menjatuhkan sanksi terhadapnya.