Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) merekomendasikan untuk menekan impor baja dan aluminium dari China dan negara-negara lain. Departemen ini pun merekomendasikan penerapan tarif berdasarkan negara untuk memperluas kuota impor.
Berdasarkan proposal yang dirilis Jumat (16/2), Departemen Perdagangan mengusulkan bea masuk setidaknya 24% untuk seluruh produk baja dari seluruh negara dan sedikitnya 7,7% untuk produk aluminium dari negara mana pun.
Menteri Perdagangan China mengatakan, laporan ini tidak berdasar dan tidak sesuai dengan fakta. Tapi, dia menambahkan bahwa pihaknya akan mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan China jika keputusan akhir AS berpengaruh.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengizinkan tinjauan aturan dagang tahun 1962 yang belum pernah diubah sejak tahun 2001 ini. Trump punya waktu hingga 11 April untuk mengumumkan keputusannya soal impor baja. Sedangkan batas waktu keputusan impor aluminium adalah 20 April.
Wilbur Ross, Menteri Perdagangan AS mengatakan, Trump akan keputusan ada di tangan Trump, termasuk negara mana saja yang bakal kena bea masuk. Trump juga memegang keputusan final jika ingin mengecualikan misalnya negara-negara NATO dalam perubahan aturan.
Ross mengatakan, pengenaan tarif global akan menutup kemungkinan masuknya produk baja dan aluminium ke Amerika dari China melewati pasar mana pun.
Di sisi lain, Kementerian Perdagangan China mendesak AS untuk menahan aksi proteksionisme dan menghormati perdagangan multilateral dan internasional. "Jika keputusan final AS mempengaruhi China, China akan mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingannya," ungkap Kementerian Perdagangan China tanpa merinci lebih lanjut.
Di bursa, harga saham-saham baja AS melonjak. Harga saham US Steel dan AK Steel melonjak masing-masing 14,7% dan 13,7%. Nucor naik 4,5% dan indeks baja S&P 1500 menguat 5,3%.
Harga saham Century Aluminum melonjak 8,3%. Sedangkan Alcoa yang memiliki operasional secara global, turun 0,40%. Dalam pernyataan, Alcoa mengungkapkan bahwa langkah AS seharusnya fokus pada kelebihan kapasitas di China dan tidak menghukum negara-negara yang mematuhi aturan.
Ross bilang tidak akan kaget jika banyak negara menentang langkah ini lewat World Trade Organization (WTO). Tapi dia menegaskan tidak akan mundur dari rekomendasi bea masuk meski ada keberatan dari industri pengguna alumunium dan baja.
Alternatif selain menerapkan besaran tarif secara global adalah penetapan tarif yang lebih tinggi bagi negara-negara tertentu. Departemen Perdagangan AS merekomendasikan bea masuk baja setidaknya 53% dari 12 negara.
Kedua belas negara ini adalah Brasil, China, Costa Rica, Mesir, India, Malaysia, Rusia, Korea Selatan, Afrika Selatan, Thailand, Turki, dan Vietnam. Negara-negara lain akan ditetapkan pembatasan kuota impor setara dengan tahun lalu ke AS, tanpa bea masuk.
Sedangkan bea masuk aluminium dengan spesifik akan dikenakan kepada China, Hong Kong, Rusia, Venezuela, dan Vietnam. Lima wilayah ini akan dikenai bea masuk 23,6% untuk seluruh produk aluminium. Negara lain boleh mengekspor aluminium setara dengan ekspor tahun lalu ke AS.
Opsi ketiga, Trump bisa menetapkan kuota global sebesar 63% dari ekspor baja ke AS tahun lalu dan 87% dari ekspor aluminium ke AS tahun lalu.
Ross mengatakan, aturan ini dibikin untuk meningkatkan utilisasi kapasitas industri AS menjadi sekitar 80%. Saat ini utilisasi industri aluminium AS baru 48% dan baja 73%.