Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Dewan Legislatif Hong Kong hari ini (23/10) resmi mencabut Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi. Tapi, langkah itu tidak mungkin mengakhiri protes karena baru memenuhi satu dari lima tuntutan demonstran.
Seruan para pengunjuk rasa yang sudah melakukan berbulan-bulan adalah "lima tuntutan, bukan satu". Yang berarti, pencabutan RUU Ekstradisi tidak ada bedanya.
Reuters melaporkan, Dewan Legislatif menyetujui pengajuan penarikan RUU Ekstradisi dari pemerintah, setelah Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengumumkannya sekitar sebulan yang lalu.
Baca Juga: Untuk dukung perekonomian yang terdampak demo, Hong Kong umumkan paket kebijakan baru
Dalam berbagai kesempatan, Lam selalu mengatakan, RUU Ekstradisi sudah mati. Tapi, tuntutan lain termasuk hak pilih universal dan amnesti bagi semua yang dituduh melakukan kerusuhan berada di luar kendalinya.
Para pemrotes juga menyerukan agar Lam mundur dan meminta penyelidikan independen terhadap kebrutalan polisi selama menangani aksi unjuk rasa yang sering berakhir dengan bentrokan.
"Tidak ada perbedaan besar antara penangguhan dan penarikan (dari RUU ekstradisi). Ini terlalu sedikit, sudah terlambat," kata Connie, 27 tahun, salah satu pemrotes, kepada Reuters. "Masih ada tuntutan lain yang perlu dipenuhi pemerintah, terutama masalah kebrutalan polisi".
Jika berlaku, RUU Ekstradisi memungkinkan terdakwa dengan kejahatan serius menjalani pengadilan di luar negeri, termasuk pengadilan di China. Ini yang memicu berbulan-bulan demonstrasi yang sering kali berakhir bentrok.
Baca Juga: Beijing akan mencopot Pimpinan Hong Kong Carrie Lam?
Sumber Financial Times menyebutkan, Pemerintah China saat ini berencana untuk mencopot Lam dari jabatannya. Kabarnya, pengganti Lam akan diumumkan pada Maret 2020 mendatang.
Financial Times mengutip sumber yang mengetahui detail permasalahan ini. Jika Presiden China Xi Jinping benar-benar mencopot Lam, penggantinya akan tetap menduduki jabatan tersebut hingga masa jabatan berakhir di 2022, bukan lima tahun.
Sumber tersebut mengatakan, sejumlah kandidat yang digadang-gadang akan menggantikan Lam adalah Norman Chan yang saat ini mengepalai Hong Kong Monetary Authority dan Henry Tang, sekretaris keuangan wilayah dan kepala sekretaris untuk administrasi.