Sumber: Reuters | Editor: Asnil Amri
BAGHDAD. Lebih dari 1.000 orang tewas dalam kekerasan sektarian yang terjadi selama bulan Juli di Irak. Korban tewas merupakan angka korban bulanan tertinggi sejak tahun 2008. Demikian informasi yang disampaikan oleh PBB hari Kamis, (1/8).
PBB mengatakan, kelompok Islam Sunni meningkatkan perlawanan mereka terhadap pemerintah Irak yang dipimpin oleh kelompok Syiah. Sebagian besar dari 1.057 korban adalah warga sipil, mereka tewas umumnya tewas dalam aksi pengeboman dan penembakan.
"Angka korban itu lebih tinggi dari lima tahun, akibat perselisihan sektarian yang ditimbulkan," kata Gyorgy Busztin, utusan PBB untuk Irak dalam sebuah pernyataan.
Untuk itu, Busztin mendesak pemimpin Irak mengambil tindakan tegas untuk menghentikan pertumpahan darah yang tak masuk akal itu. Selain itu, PBB meminta Irak memasuki zaman kegelapan dimana korban tewas per bulan mencapai 3.000 orang.
Dalam beberapa tahun terakhir, kekerasan menjadi kabar yang tak berhenti Irak. Kondisi itu juga mempengaruhi produksi minyak negara kaya tersebut. Konflik dari di negara tetangganya Suriah ikut membuat ketegangan sektarian di Irak.
Sementara itu, korban jiwa akibat konflik sektarian sejak awal tahun sudah mencapai 4.137 jiwa. Kota Baghdad adalah kota yang paling banyak menelan korban jiwa akibat konflik. Selama Juli, 238 orang tewas, diikuti kota lainnya seperti Salahuddin, Niniwe, Diyala, Kirkuk dan Anbar.
Banyak provinsi didominasi oleh kelompok Sunni yang sangat membenci kelompok Syiah. Sunni terus melakukan aksi protes anti-pemerintah selama berbulan-bulan.
Memburuk kondisi keamanan Irak makin memuncak ketika ratusan narapidana kabur setelah dua penjara di serang. Sebuah organisasi sayap Al-Qaeda di Irak dan Suriah mengklaim mereka yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.