kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   27.000   1,16%
  • USD/IDR 16.712   32,00   0,19%
  • IDX 8.363   -28,09   -0,33%
  • KOMPAS100 1.159   -1,54   -0,13%
  • LQ45 843   -1,69   -0,20%
  • ISSI 290   0,47   0,16%
  • IDX30 443   -1,11   -0,25%
  • IDXHIDIV20 509   -1,76   -0,35%
  • IDX80 130   -0,08   -0,06%
  • IDXV30 138   -0,06   -0,04%
  • IDXQ30 140   -0,45   -0,32%

Di Mana Sergei Lavrov? Ini Rumor yang Beredar Soal Nasib Tangan Kanan Putin Itu


Selasa, 11 November 2025 / 08:27 WIB
Di Mana Sergei Lavrov? Ini Rumor yang Beredar Soal Nasib Tangan Kanan Putin Itu
ILUSTRASI. Dalam sepekan terakhir, Menteri Luar Negeri Rusia itu absen dari pertemuan penting dengan Presiden Vladimir Putin. Sergei Ilnitsky/Pool via REUTERS


Sumber: Cointelegraph | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Sergei Lavrov menghilang.

Dalam sepekan terakhir, Menteri Luar Negeri Rusia itu absen dari pertemuan penting dengan Presiden Vladimir Putin, tak terlihat dalam delegasi Rusia di KTT G20, dan nyaris lenyap dari pemberitaan resmi kementeriannya sendiri.

Melansir The Telegraph, pada Sabtu lalu, Lavrov sempat muncul lewat wawancara di media pemerintah —dengan foto lama setahun lalu— namun ia belum juga terlihat di hadapan publik.

Apakah ia sakit? Dipecat? Atau mungkin “jatuh dari jendela”, seperti beberapa tokoh Rusia lain yang misterius nasibnya?

Dan jika benar Lavrov sudah berada di ujung kariernya, apakah kebijakan luar negeri agresif Rusia juga akan ikut berubah?

Petunjuk yang Menimbulkan Kecurigaan

Pekan lalu, Lavrov menjadi satu-satunya anggota tetap Dewan Keamanan Rusia yang tidak hadir dalam rapat di mana Putin memerintahkan militer mempersiapkan kemungkinan uji coba senjata nuklir kembali.

Sehari sebelumnya, Kremlin mengumumkan bahwa Dmitry Oreshkin, wakil kepala administrasi kepresidenan, akan memimpin delegasi Rusia di KTT G20 di Johannesburg akhir bulan ini—menggantikan Lavrov, yang selama tiga tahun terakhir selalu mewakili Rusia sejak Putin berhenti hadir akibat invasi Ukraina.

Baca Juga: Kremlin: Kami Ingin Perang Ukraina Berakhir, Tapi Upaya Perdamaian Masih Buntu

Aktivitas resmi Lavrov belakangan ini juga tampak menurun drastis. Beberapa hari terakhir ia hanya mengirimkan pesan belasungkawa, ucapan ulang tahun untuk mantan menteri, dan pidato singkat di acara peringatan Perang Dunia II.

Beragam Spekulasi

Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?

Menurut jurnalis senior Kremlin dari Kommersant, Andrei Kolesnikov, ketidakhadiran Lavrov di rapat Dewan Keamanan terjadi “atas kesepakatan bersama.” Namun, ia tak menjelaskan lebih lanjut.

Sementara edisi Rusia The Moscow Times berspekulasi bahwa Lavrov “kemungkinan sudah tidak lagi menjadi orang kepercayaan Putin” setelah rencana pertemuan puncak antara Putin dan Donald Trump di Budapest dibatalkan.

Kabar menyebut, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio membatalkan rencana tersebut setelah panggilan telepon yang tegang dengan Lavrov pada 21 Oktober, karena Rusia menolak memenuhi tuntutan utama Putin. Kremlin membantah isu keretakan ini. 

“Itu sama sekali tidak benar,” kata juru bicara Putin, Dmitry Peskov.

Ada pula yang menduga Lavrov sekadar sakit dan kelelahan. Usianya kini 75 tahun, dan gaya hidupnya—termasuk kebiasaan merokok dan minum wiski Johnnie Walker Black Label—sudah lama menjadi rahasia umum.

Baca Juga: Sesuai Perintah Putin, Rusia Tengah Siapkan Proposal Uji Coba Nuklir

Pada KTT G20 di Bali tahun 2022, foto Lavrov yang digunakan untuk membantah isu kesehatannya ternyata dilacak berasal dari rumah sakit, memperkuat dugaan ia memang tidak fit. Jika tetap bertahan sampai pemilu berikutnya pada 2030, Lavrov akan berusia 80 tahun—usia yang tidak mudah untuk jabatan seintens ini.

Warisan Diplomasi Lavrov

Gedung Kementerian Luar Negeri Rusia di Smolenskaya-Sennaya Square, tempat Lavrov memimpin selama 21 tahun, kini sunyi. Namun para diplomat di sana tahu masa jabatan bos mereka mendekati akhir.

Lavrov dikenal sebagai sosok cerdas, retoris, dan tangguh, produk terbaik dari tradisi diplomasi Soviet. Tapi ia juga mewarisi sisi gelapnya: gaya arogan, intimidatif, dan sering kali manipulatif.

Seiring waktu, keahlian diplomatik yang dulu berharga kini makin tak relevan. Setelah aneksasi Krimea pada 2014 dan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 2022, Putin lebih banyak mengandalkan militer dan intelijen daripada diplomat seperti Lavrov.

Forum-forum yang dulu menjadi medan utama Lavrov—Dewan Keamanan PBB, OSCE, perundingan nuklir Iran—kini kehilangan pengaruhnya. Ia kini hanya bertugas membenarkan setiap langkah Putin, seberapa ekstrem pun.

Dalam metafora yang tajam, para pengamat menyebut Lavrov seperti “mamut yang tersisa setelah zaman es berlalu”—makhluk yang masih bertahan di dunia yang tak lagi membutuhkan dirinya.

Tonton: Provokasi Trump Bikin Rusia Rencanakan Uji Coba Senjata Nuklir

Siapa Penggantinya?

Beberapa nama disebut-sebut sebagai calon penerus, antara lain Sergei Ryabkov, wakil menteri luar negeri, dan Igor Morgulov, duta besar Rusia untuk China.

Ada juga kemungkinan dari luar kementerian, seperti Dmitry Peskov, juru bicara Putin yang dikenal tenang dan setia, atau Kirill Dmitriev, bankir yang punya hubungan dengan diplomat Amerika dan negara-negara Teluk. Namun, Dmitriev dianggap kurang berpengalaman dan tidak disukai Lavrov.

Meski begitu, siapa pun yang bercita-cita menggantikan Lavrov tahu satu hal: bertahan di lingkaran Putin lebih penting daripada prestasi diplomatik.

Selama 20 tahun, Lavrov selamat bukan karena keahliannya di luar negeri, tapi karena kesetiaannya pada Putin di dalam negeri. Dalam hal itu, ia mungkin adalah diplomat paling lihai dalam sejarah Rusia modern.

Kesimpulan:

Ketidakhadiran Sergei Lavrov dari panggung diplomasi memicu spekulasi luas tentang masa depan kebijakan luar negeri Rusia. Di usia 75 tahun, Lavrov menghadapi tekanan fisik, politik, dan loyalitas yang menipis di bawah bayang-bayang Putin. Jika benar ia tersingkir atau akan pensiun, perubahan besar mungkin tak langsung terjadi—karena diplomasi Rusia kini sepenuhnya dikendalikan Kremlin, bukan oleh para diplomat. Namun, hilangnya Lavrov bisa menjadi simbol berakhirnya era diplomasi klasik Rusia yang digantikan oleh politik kekuasaan yang semakin sempit dan personal.

Selanjutnya: Topan Fung-wong Mengancam Taiwan, Pemerintah Evakuasi Lebih dari 3.000 Penduduk

Menarik Dibaca: Vivo V30 Pro Tonjolkan Layar AMOLED dengan 1 Miliar Warna, Cek Kelebihannya




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×